Sidoarjo (MediaKoranNusantara.com) – Persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia mendorong perlunya strategi baru dalam memenangkan persaingan. Salah satunya dengan menggunakan e-Smart IKM. Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat Pembukaan Workshop e-Smart IKM di Hotel Swiss Bell-Inn, Kab. Sidoarjo, Senin (25/9/2017).Menurut Gubernur Soekarwo, dengan memanfaatkan e-smart IKM, jangkauan pasar para pelaku IKM diperluas karena konsumen bisa secara langsung mengakses secara online tanpa mengunjungi lokasi dari IKM. “Terdapat kelemahan IKM, seperti masih berfikir sulitnya faktor pemasaran. Padahal, bisa diatasi dengan e-commerce yang menawarkan transaksi secara langsung , “ jelas Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim ini.
Jatim sendiri, lanjutnya, memiliki beberapa IKM yang sudah memanfaatkan e-commerce. Diantaranya, Rumah Snack Mekarsari Sidoarjo, Spikoe Surabaya, Indah Bordir Sidoarjo, dan Surabaya Patata.
Saat ini, menurut Pakde Karwo, masih banyak IKM yang perlu diberikan pendampingan karena kendala yang berbeda-beda. Diantaranya, keterbatasan akses pasar, akses permodalan, penguasaan teknologi, dan penerapan standarisasi. Juga, ketersediaan bahan baku yang terbatas, kualitas SDM, dan legalitas usaha. “E-Smart IKM diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan tersebut, khususnya untuk membuka akses pasar dan penguasaan teknologi,” ujarnya.
Ditambahkan, beberapa upaya dilakukan Pemprov Jatim dalam meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan daya saing IKM, diantaranya ekstensifikasi pemasaran melalui berbagai pameran dan kantor perwakilan dagang (KPD), serta pemberian kredit murah melalui skema loan agreement.
Selain itu, pemberian bimbingan teknis penguasaan teknologi dan peningkatan kualitas SDM IKM, serta fasilitasi standarisasi seperti SPPPT-SNI, barcode, sertifikasi ISO, dan sertifikasi halal.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Jatim dua periode ini menjelaskan perekonomian Jatim yang sangat terdukung IKM. Pada semester I Tahun 2017, misalnya, perekonomian provinsi ini tercatat tumbuh sebesar 5,2 persen, yang lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 5,01 persen.
Pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh tiga sektor utama Jatim yaitu industri pengolahan menyumbang 29,17 persen, perdagangan menyumbang sebesar 18,07 persen, dan pertanian menyumbang sebesar 13,46 persen. “Khusus untuk sektor industri pengolahan Jatim tumbuh sebesar 4,73 persen, lebih tinggi dibandingkan rata rata nasional sebesar 3,88 persen,” ujar Pakde Karwo. (KN04)