Surabaya (KN) – Keinginan PT Kereta Api (KA) sudah tak memiliki nilai tawar atas tanahnya yang ditempati warga bertahun-tahun. PT KA berniat mengambil haknya dengan cara menggusur pemukiman warga tersebut. Bahkan ditarget, sampai Pebruari 2013, pemukiman warga yang ada di sepanjang rel KA dari utara ke selatan kota Surabaya, akan digusur.
Kini warga yang menempati lahan PT KA pun mulai berkoordinasi. Mereka menjalin konsolidasi untuk menentukan bentuk perlawanan yang cocok. Agar upaya itu tak terpecah, warga pun membentuk forum atau wadah pemersatu yaitu Forum Warga Pinggir Rel (Forwapel).
Warga yang tergabung dalam forum itu merupakan warga lintas kelurahan, mulai dari Kelurahan Gubeng, Ngagel, Ngagel Rejo dan Jagir. Forum itu sepakat menolak penggusuran.
Upaya warga itu tak sembarangan, mereka melawan karena memiliki pijakan atau alas hak yang kuat atas tanah yang ditinggalinya. Hak itu berupa surat sewa ke Pemkot Surabaya (surat ijo) maupun hak milik berupa sertifikat. Mereka tak ingin dianggap sebagai warga liar yang tak memiliki hak apapun.
Suryadi warga Jl Bagong Ginayan Surabaya menyatakan, warga telah membentuk forum untuk menyikapi surat PT KA. Dalam rapat antar warga Bagong RT 6, 7, 8 di RW III, tiga hari lalu sepakat menolak pembongkaran bila itu menyangkut rumah tinggal. Namun warga sepakat melakukan pembersihan terhadap bangunan petak yang memang sebagai bangunan liar, seperti kandang burung, maupun sejenisnya yang selama ini ada di sekitar rel.
Harapan warga tetap meminta perlindungan ke DPRD Surabaya. Karena itu, Forwapel akan segera menghadap DPRD Surabaya, menyampaikan keluhannya agar PT KA tak sewenang-wenang melakukan pembongkaran.
Sementara PT KA memberikan tenggat waktu sampai 26 Januari untuk warga membongkar sendiri bangunannya. Jika tak dilakukan, maka PT KA akan mengerahkan kekuatan untuk membongkarnya. (Jack)
Foto : Iluistrasi penggusuran bangunan di pinggir rel kereta api