Surabaya (KN) – Walikota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi (rakor) di Graha Sawunggaling gedung pemkot pada hari pertama pasca libur lebaran, Rabu (22/7/2015). Rakor tersebut yakni membahas antisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kota Pahlawan. Selain dihadiri sejumlah pejabat pemkot termasuk para camat dan lurah, rapat itu juga mengundang jajaran samping meliputi kepolisian dan TNI. Turut hadir, Danrem 084 Bhaskara Jaya, Kapolrestabes Surabaya dan Kapolres Tanjung Perak.
Pada kesempatan itu, Risma sapaan Tri Rismaharini mengatakan, tujuan diselenggarakannya rakor adalah untuk menjaga situasi Surabaya tetap kondusif. Utamanya setelah kejadian kerusuhan di Tolikara, Papua. Pasalnya, sudah terjadi tindakan perusakan di empat daerah di Indonesia. Rinciannya, dua kejadian di pulau Jawa dan dua lainnya di wilayah Sulawesi dan Ternate. Menurut laporan, peristiwa itu diduga imbas masyarakat yang terprovokasi atas kerusuhan di Tolikara.
“Saya berharap di Surabaya tidak ada kejadian seperti itu. Surabaya harus tetap aman dan kondusif sebab kota ini merupakan barometer keamanan nasional. Karena itu, wajib hukumnya menjaga persatuan bangsa ini,” kata Risma.
Risma menyatakan, rakor ini akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan antar tokoh lintas agama di level kecamatan. Harapannya, melalui pertemuan tersebut, para tokoh agama dapat memberikan penjelasan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.
Ditanya soal strategi pengamanan kota, Risma enggan berkomentar lebih jauh. “Saya tidak bisa jelaskan secara detail karena itu sudah ranahnya intel di kepolisian dan TNI. Yang jelas, di Surabaya tidak boleh ada gangguan kebebasan beribadah. Semua dijamin dan dilindungi,” terangnya. (anto)