Hal tersebut disampaikan Abcandra dalam diskusi Peran Pemuda dalam Menjaga Persatuan di Tengah Pilkada bersama anak muda di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/11).

“Tak ada niatan dari ketiga paslon membawa provinsi ini balik ke belakang. Ketiga paslon adalah putra/putri terbaik yang dimiliki Sulawesi Tengah,” kata Abcandra dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (17/11).

Dalam negara demokrasi, kata dia, ada ruang-ruang untuk mengutarakan kebebasan berpendapat. Hak demikian juga dimiliki oleh para pemuda dan diskusi tersebut adalah salah satu bentuk ruang kebebasan untuk menyampaikan aspirasi.

Anggota DPD dari Dapil Sulawesi Tengah itu menambahkan bahwa diskusi tersebut juga sebagai bentuk komitmen MPR dan pemuda untuk menyukseskan pilkada yang sebentar lagi akan menyambut hari pemungutan suara.

“Pilkada perlu kita maksimalkan, sambut dengan riang gembira, waktunya bertarung ya bertarung, dan bila hasilnya sudah ada, semua paslon pilkada harus bersatu kembali,” katanya.

Abcandra berharap pada generasi muda yang tergabung dalam tim sukses paslon agar mereka menjaga persatuan, jangan mau diadu domba.

Bangsa ini, kata dia, sudah belajar dari Pilpres 2019 antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.

“Tadinya rival, akhirnya menjadi satu,” ujarnya.

Pria kelahiran Palu itu juga mengambil contoh pilpres di Amerika Serikat. Begitu Donald Trump dinyatakan menang, rivalnya langsung memberikan ucapan selamat. Hal demikian bisa terjadi sebab bangsa Amerika adalah bangsa yang taat pada konstitusi.

Indonesia juga punya konstitusi, misalnya ada yang janggal dalam pemilu, semua pihak bisa menempuh jalur konstitusi.

Diskusi dengan anak muda malam itu merupakan diskusi keempat yang digelar Abcandra selama melakukan kunjungan kerja di Palu.

Sebelumnya, dia juga menggelar diskusi dengan jajaran Pemerintah Kota Palu, budayawan, akademikus, mahasiswa, dan tokoh masyarakat dalam berbagai tema dan isu. ( wa/ar)