Surabaya (KN) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf berharap Jatim mampu menjadi sentra industri perhiasan nasional. Harapan ini cukup beralasan sebab kinerja ekspor perhiasan Jatim pada tahun 2015 mencapai 2,71 milyar US$, bahkan sampai dengan Agustus tahun 2016 sudah mencapai 3,55 milyar US$.“Kontribusi perhiasan terhadap sektor non migas di Jatim senilai 29,04% dari total ekspor sebesar 12,22 milyar US$, sedangkan kontribusi perhiasan di Jatim ialah 25% terhadap produksi perhiasan nasional. Data ini membuktikan bahwa industri perhiasan ikut mendukung pertumbuhan ekonomi di Jatim,” ungkap Wagub yang akrab disapa Gus Ipul saat membuka Surabaya Jewellery Fair 2016 di Hotel Shangrila Surabaya, Kamis (27/10/2016).
Ia mengatakan, kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh keberadaan 26 unit industri perhiasan berskala besar dan menengah, dan 24 unit industri perhiasan berskala kecil. Sedangkan lokasinya tersebar di berbagai sentra industri perhiasan seperti Kota Surabaya, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Lumajang dan Kab. Pacitan. “Industri perhiasan di Jatim bahkan telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 17.600 orang,” imbuhnya.
Menurutnya, ketika batu bara dan oil dan gas sudah tidak bisa diandalkan lagi maka diperlukan komoditas andalan lainnya, dan industri perhiasan merupakan salah satunya. Terlebih berdasarkan data yang ada permintaan terhadap perhiasan khususnya emas trennya semakin meningkat, karena selain karya seni juga sebagai sarana investasi. Karenanya Pemprov Jatim terus memberikan dukungan terhadap perkembangan industri perhiasan di Jatim.
Dukungan yang diberikan Pemprov Jatim lanjutnya, dengan memberikan fasilitasi desain, fasilitasi promosi, pengembangan teknologi produksi, peningkatan ketrampilan sdm, dan perlindungan kekayaan intelektual. Semua upaya tersebut bertujuan agar semua industri perhiasan baik yang berskala kecil, besar maupun menengah bisa memiliki daya saing. “Hal ini juga sebagi benteng dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah mulai sejak tahun 2015, dan kita semua bisa menjadi pemenang,” terangnya.
Melalui even tersebut, Gus Ipul berharap produk-produk perhiasan Jatim bisa semakin dikenal di pasar internasional, sehingga bisa membuka akses pasar yang lebih luas. Selain itu stakeholder industri perhiasan di Jatim diharapkan dapat mengetahui perkembangan terkini. “Karenanya pameran ini setidaknya diadakan tiga kali dalam setahun, apalagi menurut informasi tahun lalu jumlah pengunjungnya mencapai 50 ribu orang dengan total transaksi Rp. 100 milyar,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jatim Dr. Muhammad Ardi mengatakan, pameran perhiasan itu sudah yang ke 21 kali dan diadakan mulai 27 hingga 30 oktober 2016. Pameran tersebut diikuti oleh 100 stand, yang terdiri dari stand IKM, stand peralatan atau mesin perhiasan, dan stand dekranasda. “Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan dan memperkenalkan industri perhiasan di Jatim di ajang nasional maupun internasional,” terangnya.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan pada pemenang lomba desain perhiasan yang diadakan oleh Disperindag Prov. Jatim dengan tema “desain perhiasan yang terinspirasi oleh kerajaan di Jatim”. Baik juara 1,2,3, Harapan I dan Harapan II untuk Kategori Umum maupun Kategori Pelajar masing-masing mendapat uang pembinaan dan trophi.
Turut hadir Dirjen Kemenperin RI Tati Wibawaningsih, Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jatim Jefri Tumewa, dan Forkopimda di lingkup Prov. Jatim. (hms)