Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mendorong para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), untuk memanfaatkan Gedung East Java Super Corridor atau EJSC milik Pemprov Jatim. Hal ini agar UMKM bisa tetap survive dan berkembang, ditengah pandemi covid-19 yang masih belum usai hingga saat ini.Gedung EJSC yang terletak di lima Bakorwil se-Jatim, yakni Madiun, Malang, Jember, Pamekasan serta Bojonegoro ini didesain unik dan kekinian untuk memancing kreativitas, didalamnya terdapat fasilitas ruang rapat, ruang sekretariat, co working space, science technopark, command center dan cafe. EJSC dibuka pada hari Senin-Jumat mulai pukul 07.00 hingga 15.30 WIB.
“Walaupun EJSC belum dilaunching dan full beroperasi karena adanya covid-19, tapi bisa dicicil pelaksanaan pemanfaatannya. Kami juga coba sistem jemput bola disini, karena di EJSC ada operatornya ada community organizer guna membangun jejaring dengan komunitas di wilayahnya,” kata Wagub Emil, sapaan akrabnya saat bertemu perwakilan UMKM dan industri kreatif se-wilayah Bakorwil Madiun, di Gedung EJSC Madiun, Sabtu (18/7/2020) siang.
Wagub Emil mengatakan, salah satu pemanfaatan EJSC ini adalah sebagai tempat bertemunya ide dan gagasan anak-anak muda, khususnya pelaku UMKM. Harapannya, penerapan ekonomi kreatif di Jawa Timur dapat berkembang pesat. Salah satu yang bisa dicoba para pelaku UMKM, adalah membangun communal branding atau merek bersama.
“Communal branding, adalah program satu merek yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM, sebab untuk melahirkan satu produk yang memiliki akses pasar yang luas dan kuat tidaklah gampang. Produk tersebut harus memiliki basis manajemen yang kuat, yakni memiliki product management, customer management dan brand management,” katanya.
Pria yang pernah menjadi Bupati Kab. Trenggalek ini lantas mencontohkan Batik merk Teranggalih asal Kab. Trenggalek, yang merupakan merek bersama untuk batik lokal Trenggalek dengan kepanjangan ‘Terang Ing Galih’. Lahirnya merek tersebut, karena para pelaku usaha batik di Trenggalek awalnya memiliki merek sendiri-sendiri, dan mengalami kesulitan untuk menembus pasar di Jakarta.
“Mereka ingin menembus mall di Jakarta, tapi berat. Akhirnya semua dibranding satu merek, yiatu Teranggalih, sehingga.berhasil tembus. Ini karena perajin batiknya banyak, tapi semua sepakat jadi satu merek. Jadi, pemerintah menggunakan strategi communal branding untuk mengangkat citra batik lokal agar bisa lebih dikenal dan bisa masuk ke pangsa pasar yang lebih ekslusif,” jelasnya.
Di EJSC pula, imbuh Wagub Emil, para pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan program Milenial Job Center (MJC). Dimana, MJC ini merupakan wadah bertemunya milenial potensial, mentor berpengalaman, dan perusahaan (klien) untuk berkolaborasi melakukan berbagai profesi pekerjaan yang sesuai tren di era industri 4.0, yang dikenal gig economy.
“Disini, para pelaku UMKM dapat memanfaatkan jasa SDM tenaga milenial yang telah dibimbing oleh para mentor berpengalaman, misalnya ada yang bingung membuat packaging produknya, atau mencari web designer untuk usahanya. Anda bisa manfaatkan jasa mereka, para tenaga milenial pun pasti akan senang, sebab mereka bisa mendapatkan pengalaman dari pekerjaan yang diberikan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Kabarkowil Madiun, Gatot Gunarso berharap, EJSC ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh generasi muda, khususnya yang bergerak di sektor UMKM dan industri kreatif agar usaha dan produknya semakin maju, laris, dan berkembang. Guna mendukung hal tersebut, pihaknya telah menyediakan advisor, dan koordinator yang siap membantu.
“Mereka siap membantu, mulai dari reservasi tempat, dan layanan lainnya. Jadi, ini harus tertata dan terjadwal agar kapasitas disini bisa optimal, sesuai dengan protokol kesehatan, dan tidak berbenturan jadwalnya. Misalnya, mau memanfaatkan meeting room, communal brandingnya mau dibicarakan dimana. lalu ada ruangan yang lain, seperti teleconference, dan lainnya,” tegasnya.
Hadir dalam kesempatan ini, Walikota Madiun, dan Wakil Walikota Madiun, para pejabat di lingkungan Bakorwil Madiun, serta para generasi milenial di wilayah Bakorwil Madiun. (KN04).