Jakarta (KN) – Keikutsertaan prajurit TNI, khususnya unsur KRI Sultan Iskandar Muda-367, prajurit Denjaka yang onboard dan prajurit Sat-81 Gultor Kopassus, mendapat pengakuan dan apresiasi baik dari prajurit Angkatan Bersenjata negara Brunai Darussalam dan Singapura. Demikian disampaikan Waasops Panglima TNI Laksma TNI Hadjo Susmoro bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada Upacara Penerimaan Satuan Tugas (Satgas) Latihan Bersama (Latma) Defence Minister Meeting (ADMM) Plus Maritime Security Task Force Head Quarter dan Maritime Security Exercise Planning Control Team (EPCT) di Dermaga JITC Pelindo 2, Jakarta Utara, Selasa (17/5/2016).
Menurut Waasops Panglima TNI Laksma TNI Hadjo Susmoro, latihan bersama yang telah dilaksnakan oleh 18 negara merupakan upaya untuk mengantisipasi, menjawab dan memberikan aksi nyata dalam lingkup kerjasama multi-nasional terhadap tantangan dan ancaman non-tradisional (non-conventional threats) yang berupa aksi terorisme, keamanan Maritim dan perompakan laut.
“Kemajuan teknologi sebagai salah satu dari hasil perkembangan riset inovasi baru, tidak dipungkiri telah memberikan kemajuan pada kehidupan manusia. Namun pada sisi lain, teknologi juga telah mendorong terjadinya pergeseran hakekat ancaman ke arah berkembangnya ancaman non-tradisional, dan berbentuk asimetris,” kata Laksma TNI Hadjo Susmoro.
“Ancaman non-tradisional tersebut telah berkembang menjadi kejahatan lintas negara yang menuntut kita semua untuk merespon dengan sungguh-sungguh,” tegas Waasops Panglima TNI.
Diakhir sambutannya Laksma TNI Hadjo Susmoro juga menyampaikan bahwa guna memerangi aksi terorisme dalam konteks Bilateral dan Regional memerlukan kerjasama yang terkoordinasi secara strategis dan komprehensif. “Dalam hubungan lintas angkatan bersenjata atau lintas nasional dan secara simultan bersifat pre-emtif, preventif, represif dan prasyarat kemampuan yang harus dimiliki oleh satuan dan prajurit TNI,” pungkasnya. (red)
(Sumber : Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Czi Berlin G. S.Sos., M.M.)