Surabaya (KN) – Usai diresmikan Walikota Tri Rismaharini pada 24 Pebruari lalu, dampak keberadaan toko moderen dan wahana permainan Transmart di Jl Kali Rungkut Surabaya menjadi biang kemacetan dan kesemprawutan kawasan Jl Kali Rungkut dan sekitarnya. Bahkan tak hanya jadi biang kemacetan dan kesemprawutan saja, tetapi keberadaan Transmart itu juga soal oleh kalangan anggota dewan yang mengkhawatirkan akan mematikan perekonomian rakyat disekitarnya, seperti tempat usaha toko kelontong, kios, warung dan menghambat keberadaan pabrik atau industri dikawasan Rungkut.Pasalnya, hampir seluruh produk yang dijual di Transmart rata-rata adalah produk rumah tangga. Dimana, produk ini juga banyak dijual oleh toko-toko kelontong, kios dan warun kecil di sekitar kawasan Rungkut. Bahkan, ada pabrik/produsen biskuit dan peralatan kitchen serta dinner set yang sudah berdiri jauh sebelum Transmart buka. Belum lagi soal dampak lalu lintas di sekitar kawasan Rungkut
Hadirnya Transmart di kawasan Kali Rungkut, tak bisa dipungkiri semakin menyumbang kemacetan. Di ruas jalan tersebut, terjadi kemacetan karena adanya kendaraan antre untuk masuk lokasi parkir dan bebenturan dengan kendaraan yang hendak keluar dari lokasi parki
Masyarakat setempat pun mengeluhkan hal tersebut. Alasannya, sebelum ada Transmart, lalu lintas di kawasan itu aman-aman saja. Sejak Transmart diresmikan , kondisi jalan itu hingga kini selalu macet dan seprawut
Kelurah itu direspon anggkota Komisi C DPRD Surabaya Vicensius Awey. Menurut dia, sebaiknya masyarakat jangan hanya mengeluh. Namun masyarakat bisa mendatangi Dinas Perhubungan Kota Surabaya untuk meminta evaluasi dampak lalu lintas tersebut
Jika tak digubris, kata Awey, masyarakat bisa melakukan kajian alternatif terkait analisa dampak lalu lintas atas keberadaan Transmart tersebut. Langkah ini sebagai pembanding bagi masyarakat yang masih ragu atas Amdal Lalin yang dikeluarkan Pemkot Surabaya. “Wajar masyarakat mengeluh, karena mereka yang tahu dan paham kondisi lingkungannya. Mereka yang setiap hari ada di tempat itu. Dulu tidak macet, sekarang jadi macet,” ujar Awey
Untuk kajian alternatif yang akan dilakukan masyarakat, disarankan untuk menggandeng lembaga terpercaya yang telah bersertifikasi. Misalnya dengan melibatkan universitas yang sudah ahli dalam bidang tersebut. Kajian itulah yang dijadikan sebagai opini pembanding atas kajian yang dikeluarkan Pemkot Surabaya. “Mestinya sebelum ini terjadi, sebaiknya Dinas Perhubungan lebih dulu melakukan evaluasi,” kata dia.
Komisi B Akan Panggil Manajemen Transmart dan Dinas Perhubungan
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Mazlan Mansur mengatakan bahwa sebagai pusat perbelanjaan dan wahana hiburan yang baru berdiri, keberadaan Transmart menjadi salah satu penyebab kemacetan parah di kawasan Jl Kali Rungkut dan sekitarnya.
Karena itu, Komisi B berencana akan memanggil manajemen Transmart dan Dinas Perhubungan untuk mendapatkan penjelasan dan klarifikasi. “Macet kok sampai parah begitu, kami segera akan panggil pihak Transmart dan dishub,” kata Mazlan Mansur, Rabu (1/3/2017)
Menurut Mazlan, yang perlu dijelaskan adalah bagaimana kajian sosial dan ekonomi serta kajian dampak lingkunanya dari pembangunan Transmart sehingga kemudian keberadaannya di kawasan akses jalan yang sebenarnya cukup sempit di kawasan tersebut,.
Informasi yang dihimpun dilapangan, masyarakat akan menunggu ketegasan pemkot terkait dampak akibat adanya Transmart tersebut. Jika pemkot tetap diam tak mengambil langkah untuk mengatasi dampak baik kemacetan maupun dampak terhadap ekonomi rakyat disekitarnya maka masyarakat akan mengambil langkah sendiri dengan melayangkan somasi k Pemkot. Somasi maupun gugatan itu tentu terkait perizinan yang dikeluarkan oleh pemkot yang diduga tanpa didasari kajian yang matang. (anto/jack)