Semarang (MediaKoranNusantara.com) – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menegaskan jika institusi yang dipimpinnya saat ini tidak memiliki keinginan sama sekali untuk mengincar kursi ketua Komisi Pemberantasan korupsi (KPK). Para perwira tinggi Polri yang mengikuti seleksi calon pimpinan KPK, kata Tito, hanya ingin menjadi mitra KPK dalam memberantas korupsi.
“Saya tentunya berharap bahwa jangan gunakan bahasa ‘pimpinan’ ya, tapi komisioner, karena pimpinan nanti dikira ingin jadi ketua, tidak,” kata Tito Hal usai mengikuti prosesi Wisuda Sarjana Terapan Kepolisian Taruna Akpol Angkatan ke-50 Batalyon Wicaksana Adhimanggala di Akademi Kepolisian, Semarang, Jumat (5/4/2019).
Kapolri khawatir ada masyarakat yang menganggap calon pimpinan berarti ingin jadi ketua KPK. Tito kemudian mengatakan harapan adanya Polri yang masuk dalam komisioner KPK karena menurutnya sejarah KPK tidak lepas dari peran Polri.
“Dari awal juga Polri salah satu yang turut membesarkan KPK. Melalui anggotanya yang ada di situ, baik sebagai ketua, pimpinan ya, ada Pak Taufiq (Taufiequrachman) Ruki juga di situ, Pak Bibit Waluyo, sekarang ada ibu Basaria Panjaitan kemudian juga banyak sekali deputi, direktur penyidikan serta anggota penyidik dari Polri cukup banyak di sana,” jelas Tito.
“Salah satu nilai plusnya adalah kerjasama dengan kepolisian akan lebih mudah, karena Polisi ini kan network-nya lebih besar daripada KPK, kalau bisa dimanfaatkan untuk diraih menjadi mitra bekerja sama akan lebih baik saya kira,” imbuhnya.
Alasan berikutnya Tito ingin ada unsur Polri di Komisioner KPK adalah sudah banyak anggota Polri yang ‘lulus’ dan kembali ke institusi Polri setelah bertugas di KPK. Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu pondasi KPK saat ini.
“Banyak sekali juga yang sudah lulus dari KPK, ada saya kira lebih dari 100 sudah kembali ke institusi Polri, mereka juga menyelesaikannya dalam keadaan baik, khusnul khotimah, membawa nama baik yang bagus, meletakkan pondasi-pondasi yang bagus memperkuat KPK,” ujar Tito.
Jadi tidak ada salahnya kalau ada anggota Polri yang ikut mendaftar, apalagi yang mendaftar saya dengar hampir lebih dari 200 ya, jadi proporsi yang dari Polri 9 atau 10 itu sangat kecil saya kira. Tapi ya namanya kompetisi ya silakan saja saya kira, kompetisi yang sehat sehingga bisa mendapatkan komisioner yang bagus yang bisa untuk atau tepat membuat kebijakan, keputusan tepat dalam rangka untuk menekan tindak pidana korupsi,” lanjutnya.
Untuk diketahui, pendaftaran Capim KPK secara langsung sudah ditutup hari Kamis kemarin. Tercatat ada 384 orang yang mendaftar. Tiga komisioner KPK saat ini kembali mendaftar lagi, yaitu Alexander Marwata, Laode M Syarif, dan Basaria Panjaitan.(dtc/ziz)