Surabaya (KN) – Dituding berlaku tak adil dan main copot alat peraga kampanye pasangan Prabowo-Hatta, Satpol PP Kota Surabaya digeruduk ratusan Pemuda Pancasila. Sementara, penertiban itu tak adil karena tidak dilakukan pada pasangan capres lain Jokowi-JK.Tentu saja Pemuda Pancasila yang sudah menyatakan mendukung Prabowo-Hatta, geram dengan ulah Satpol PP yang tak adil itu. Senin (23/6/2014),sore mereka mendatangi kantor Satpol PP di Jl Jaksa Agung Suprapto. Dari data Pemuda Pancasila, selama seminggu ini, sudah ribuan alat peraga kampanye Prabowo-Hatta yang dicopot Satpol PP.
Ada 1.200 alat peraga kampanye Prabowo-Hatta yang dipasang La Nyalla Academia, ditertibkan Sapol PP selama kurun seminggu. Menurut Ketua posko Merah Putih La Nyalla Academia Dr Wardi, sesuai aturan Pemkot Surabaya memang tidak boleh memasang alat peraga kampanye di tujuh jalan utama dan pemasangan dipohon menggunakan paku.
Sementara semua alat peraga pasangan Prabowo-Hatta dipasang di jalan-jalan yang bukan jalan utama dan di ikat menggunakan kawat bendrat di pohon. Pemasangan itu ada Jl Kertajaya, Jl Raya Ngagel, Jl Darmo Kali, Jl Ciliwung, Jl Kutai, Jl Jemursari dan sekitarnya.
“Yang menarik, ada indikasi adu domba yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab. Karena, banner-banner yang dicopot Satpol PP justru banyak diganti dengan banner pasangan Jokowi-JK,” ungkapnya.
Sementara Ketua MPC Pemuda Pancasila Surabaya Haris Purwoko menjelaskan, pencopotan banner yang dilakukan Satpol PP itu sangat melanggar aturan. Karena yang berhak melakukan pencopotan adalah Panwaslu. Karena itu, pihaknya tidak yakin jika pencopotan banner Prabowo-Hatta dari La Nyalla Academia ini dilakukan atas inisiatif Satpol PP sendiri.
“Sekelas Satpol PP tidak mungkin berinisiatif sendiri. Pasti ada perintah dari atasan,” ujarnya di kantor MPC PP Surabaya yang berhadapan dengan kantor Satpol PP Surabaya.
Haris mengatakan, saat dikonfirmasi ke Panwaslu ternyata tidak ada perintah pencopotan banner. Sedang, saat dirinya melawat ke kantor Satpol PP, Kasatpol PP mengatakan pencopotan banner dilakukan dengan alasan keindahan kota. Untuk itu dirinya meminta, sebagai pimpinan yang bertanggungjawab, agar Walikota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan tindakan Satpol PP tersebut.
Haris menegaskan, jika banner pasangan Jokowi-JK yang dipasang tersebut akan diganti dengan banner Prabowo-Hatta. “Kalau nanti ada pihak yang bereaksi, berarti pihak tersebutlah yang sengaja mengadudomba,” tegasnya. (Jack)