Surabaya (KN) – Upaya pelestarian lingkungan di Surabaya berbuah prestasi membanggakan. Kota Pahlawan dinobatkan sebagai juara I Indonesian Green Region Award (IGRA) 2012 untuk kategori kota. Asisten II Sekkota Muhlas Udin mewakili Pemkot Surabaya menerima penghargaan yang diserahkan di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (11/12) malam. Dari tiga kali penyelenggaraan IGRA, ini adalah kali kedua Surabaya meraih predikat juara I setelah sebelumnya pada 2011, juga menyabet award yang sama. Sedangkan, perhelatan pertama IGRA hanya diperuntukan bagi level propinsi.
IGRA merupakan penghargaan untuk kepada daerah yang dianggap memiliki komitmen, perhatian, serta program nyata terkait isu lingkungan hidup. Pengagasnya yakni Majalah SWA dan Kantor Berita Radio 68H.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Musdiq Ali Suhudi menuturkan, salah satu kunci kesuksesan Surabaya yaitu adanya inovasi dan konsistensi dalam penataan ruang terbuka hijau (RTH), penghematan energi, pengelolaan sampah dan lain sebagainya. Pemerintah Kota Surabaya dinilai mampu membangkitkan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama terlibat aktif dalam program-program berbasis lingkungan.
Musdiq lantas menjabarkan program-program Pemkot yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Yang pertama, Program Zero Waste yakni upaya pengurangan sampah yang dimulai dari sumbernya. Langkah peminimalan sampah kini tak hanya dilakukan di tempat-tempat pembuangan sampah, melainkan sudah diantisipasi sejak dari awal sampah tersebut ‘diproduksi’. Dengan konsep daur ulang, terbukti mampu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke lokasi pembuangan akhir (LPA).
“Meski warganya semakin padat, namun sampah yang masuk ke LPA tiap tahun semakin berkurang,” kata Musdiq ketika dijumpai di kantornya, Rabu (12/12).
Menurut dia, kegiatan pengelolaan sampah di Surabaya memiliki nilai ekonomis. Ini juga menjadi keunggulan program tersebut. Sekarang sudah banyak dijumpai bank-bank sampah di beberapa kampung. Dari situ, warga bisa memetik manfaat ekonomis kendati nominal uangnya tidak terlalu besar. Plus, barang daur ulang yang dihasilkan bisa dijual dengan harga yang kompetitif. “UKM-UKM yang produknya daur ulang sudah mulai menjamur. Kualitas barangnya juga sangat bagus dan diminati banyak orang,” ujarnya.
Selain ekonomi, upaya pengelolaan sampah juga berdampak pada peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Warga nampaknya semakin lama semakin sadar bahwa jika lingkungannya bersih, maka risiko terkena penyakit juga akan berkurang. Faktor tersebut dapat mendorong warga untuk tetap konsisten menjaga lingkungannya.
Yang juga tak luput dari penilaian adalah masalah udara. Kualitas udara Surabaya tergolong cukup bersih, kendati menyandang status sebagai kota besar. Ini tak lepas dari RTH yang telah mencapai 20,21 persen. Disamping itu, Pemkot juga kerap menyelenggarakan uji emisi gratis di beberapa lokasi strategis. Pengaturan waktu jam-jam macet dengan jam masuk sekolah, menurut Musdiq juga sangat berpengaruh. Jam masuk sekolah sengaja tidak disamakan dengan trafic time (waktu macet), agar kemacetan bisa diminimalisir. “Gas CO2 yang terdapat dalam gas buang motor, kadarnya paling besar di saat terjadi penumpukan kendaraan yang berlebih,” imbuhnya.
Di sisi lain, penanaman pohon juga terus digencarkan instansi yang dinakhodai Tri Rismaharini ini. Sebagaimana diketahui, Surabaya dianugrahi juara I tingkat Nasional pada kegiatan OBIT (One Billion Indonesia Trees) atas kontribusinya dalam penanaman pohon. Tahun lalu, sebanyak 432.600 batang pohon ditanam dalam rangka penghijauan kota. “Kegiatan ini tetap kita terapkan dan intensitasnya akan ditingkatkan,” terang Musdiq.
Walau berhasil meraih penghargaan IGRA 2012, tak membuat Pemkot berpuas diri. Menurut Musdiq, masih banyak PR yang harus dikerjakan guna kelestarian lingkungan di ibu kota Jatim ini. Musdiq mengaku, kedepan pihaknya bakal fokus dalam hal mitigasi dan perubahan iklim. “Program-program yang akan datang menitikberatkan pada masalah tersebut, karena ini sudah menjadi isu global dan kita harus aktif terlibat didalamnya,” ungkapnya.
Selain mitigasi dan perubahan iklim, Musdiq mengaku saat ini pihaknya telah menggodok konsep modernisasi LPA. Gambaran LPA nantinya harus lebih modern, artinya dampak yang ditimbulkan, seperti bau dan limbah, tidak meluas. “Dan hasilnya bisa digunakan untuk pemanfaatan energi, seperti listrik,” pungkasnya. (anto)
Foto : Asisten II Muhlas Udin ,ewakili Pemkot Surabaya saat menerima penghargaan