Blitar (MediaKoranNusantara.com) – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo tidak peduli terhadap polemik pemutaran film sejarah tentang pemberontakan PKI pada 30 September 1965 yang lebih dikenal dengan istilah Gerakan 30 September atau G30S PKI.
“(Ya) Perintah saya, mau apa memangnya,” kata Gatot Nurmantyo saat dikonfirmasi wartawan terkait instruksi gerakan nonton bareng film G30S PKI di seluruh jajaran hingga tingkat kodim-koramil-babinsa, usai ziarah ke Makam Proklamator Soekarno di Blitar, Senin.
Ia lalu menjelaskan sekilas maksud dan tujuan instruksinya kepada seluruh jajaran TNI guna memobilisasi kegiatan nobar film buatan rezim Orde Baru tersebut. “Biarin saja (ada polemik),” ujar Gatot.
Menurut Gatot, apa yang dia perintahkan selaku Panglima TNI adalah melaksanakan sekaligus menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah pada generasi muda.
“Yang bisa melarang saya hanya pemerintah. (Kalau ada) Polemik dan ada penentangan dari berbagai pihak itu, ‘emangnya gue pikirin’. Politik dalam negeri apa dikatakan silahkan,” ujar Gatot.
Gatot mengulang argumentasinya dengan menyatakan bahwa instruksi nobar film G30S PKI adalah upaya TNI dalam meluruskan sejarah. “Kalau selama ini meluruskan sejarah, menceritakan sejarah tidak boleh, mau jadi apa bangsa ini,” kata dia.
Gatot lalu mengutip kalimat yang pernah dipopulerkan oleh tokoh proklamator sekaligus Presiden ke-1 RI Soekarno atau Bung Karno tentang “Jas Merah”.
“Di makam ini, Bung Karno pernah mengatakan, jangan lupa ‘Jas Merah’. Jangan lupa jasa-jasa pahlawan,” ucapnya.
Terkait polemik yang berulang kali ditanyakan wartawan, Gatot menegaskan bahwa dirinya dan TNI memilih posisi abai. “Soal polemik, biarin sajalah. Tujuan kita tidak berpoelemik kok. Tujuan saya hanya untuk mengingatkan pada generasi muda, prajurit-prajurit saya juga tidak tahu itu,” katanya.
Gatot menegaskan bahwa sejarah itu tidak boleh mendiskreditkan. Apa yang dia perintahkan dalam hal gerakan nobar film G30S PKI hanya untuk mengingatkan saja.
“Ini merupakan peringatan pada anak bangsa jangan sampai kejadian yang sama terulang kembali. Semua sangat meyakitkan, bukan mendiskreditkan siapa, bukan. Tapi agar seluruh anak bangsa. generasi muda terutama, mengetahui bahwa kita pernah punya sejarah yang hitam dan banyak korbannya,” kata Gatot. (K02)