Badung, mediakorannusantara. com– Menampilkan kearifan lokal tempat dan daerah yang sudah paham dan mempraktekkan upaya pengurangan risiko bencana, komunitas sekolah di Sekolah Dasar (SD) Nomor 2 Tanjung Benoa Bali, Selasa (24/5/2022), menggelar simulasi gempa bumi dan tsunami.
Simulasi itu disaksikan langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Suharyanto, bersama Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
Simulasi komunitas sekolah itu, juga disaksikan perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dan masyarakat setempat.
Dalam kesempatan itu, Kepala BNPB dan seluruh yang hadir melihat simulasi yang diperagakan para murid dan guru. Mereka melakukan evakuasi setelah terjadi tsunami, dilanjutkan menuju ke hotel yang telah ditunjuk sebagai tempat evakuasi sementara (TES).
Simulasi di sekolah itu merupakan rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 yang digelar pada 23-28 Mei 2022 di Bali.
Suharyanto menyatakan, Indonesia merupakan salah satu dari 35 negara di dunia yang resiko bencananya sangat tinggi.
“Seluruh bencana yang ada di dunia ini ada di Indonesia,” kata Suharyanto.
Oleh karena itu, pada pertemuan GPDRR, Indonesia akan menampilkan kearifan lokal tempat dan daerah yang sudah paham dan mempraktekkan upaya pengurangan risiko bencana, seperti ditunjukkan komunitas sekolah yang berada di SD Nomor 2 Tanjung Benoa Bali.
Kelurahan Tanjung Benoa, merupakan salah satu wilayah yang mengusulkan pengakuan sebagai komunitas siaga tsunami pada acara GPDRR ke-7.
Wilayah lainnya yang mengusulkan pengakuan sebagai komunitas siaga tsunami yakni, Desa Panggarangan, Desa Pangandaran, Desa Kemadang, Desa Gelagah, Desa Tambakrejo, dan Desa Kuta Mandalika.
Kelurahan Tanjung Benoa merupakan salah satu kelurahan di Kabupaten Badung yang berada di wilayah bahaya tsunami tinggi. Karakter wilayah yang datar dan jauh dari area aman tidak memungkinkan untuk menuju daerah yang lebih tinggi tepat waktu.
Pilihan terbaik untuk evakuasi adalah evakuasi secara vertikal menuju bangunan tinggi dan minimal berlantai 3 yang masih berdiri pascagempa.
Kelurahan Tanjung Benoa bersama tujuh hotel berlantai tiga atau lebih pun telah menandatangani perjanjian kerja sama, untuk berkomitmen menjadikan hotel sebagai tempat evakuasi sementara kepada masyarakat Tanjung Benoa selama tsunami masih berlangsung ( wan / inf)