Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Sidang Paripurna Istimewa DPRD Jatim dalam rangka peringatan Hari Jadi ke 77 Provinsi Jawa Timur dipenuhi banyak harapan dari para pemangku kebijakan maupun tokoh masyarakat dan tokoh keagamaan di Jawa Timur. Harapan tersebut adalah optimisme Jawa Timur bangkit dan menjadi provinsi yang lebih makmur dan berkeadilan.
Pernyataan itu disampaikan Wakil ketua DPRD Jatim Anwar Sadad selaku pimpinan rapat Paripurna Istimewa dalam rangka Hari Jatim ke 77 Provinsi Jawa Timur di gedung DPRD Jawa Timur, Rabu (12/10/2022).
Sementara itu, Ketua DPRD Jatim, Kusnadi dalam pidato sambutanya mengatakan bahwa Gubernur Jatim ke 14 Khofifah Indar Parawansa kalau boleh dipersamakan adalah mirip Raja ketiga Kerajaan Majapahit yakni Ratu Tribuana Tungga Dewi.
“Paska era reformasi, gubernur yang memimpin Provinsi Jawa Timir adalah Imam Utomo, Soekarwo dan Khofifah Indar Parawansa. Sedangkan raja pertama Majapahit adalah Raden Wijaya, lalu Kartarajasa dan Tribuana Tungga Dewi. Saya ngak tahu kok yang ketiga sama-sama perempuan,” terang politisi PDI Perjuangan itu.
Kelebihan raja ketiga Majapahit Tribuana Tunggal Dewi, lanjut Kusnadi, adalah pemimpin yang meletakkan pondasi kuat untuk kemajuan kerajaan Majapahit era selanjutnya. “Tribuana Tunggu Dewi lah yang melahirkan Raja Hayam Wuruk sehingga Majapahit bisa mencapai puncak kejayaan. Setelah Gubernur Khofifah memimpin Jatim hingga 2029 mendatang, saya yakin Jawa Timur akan mencapai puncak keemasan sebagaimana cita-cita Indonesua emas 2045,” kata Kusnadi.
Sidang Paripurna Istimewa Hari Jatim ke 77 Provinsi Jawa Timur di gedung DPRD Jatim, Rabu (12/10/2022).
Gubenur Jatim Khofifah yang mendengar sambutan ketua DPRD Jatim itu pun tersipu. Bahkan saat sambutan, orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menegaskan bahwa keberhasilan yang telah dicapai Pemprov Jatim merupakan kerja bersama seluruh elemen.
Dia juga mengutip pidato Presiden RI pertama Ir Soekarno saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bahwa kekuatan pemerintah juga tergantung kepada para pemimpin agama yang mampu memberikan harapan dan jalan kepada umat untuk menjalani hidup yang baik, hidup yang mulia dan hidup yang berkah.
“Para pemimpin juga harus mampu membangun kesadaran diri bahwa umat bisa memperjuangkan dan mencapainya. Dan para pemimpin juga ikut mendampingi, membimbing dan bersama umat untuk memastikan kita bersama dapat mencapainya,” tegas Gubernur Jatim ini.
Menurut Khofifah, kebersamaan ini harus bisa menjadi standart bagi seluruh elit pemimpin di Jatim baik formal maupun informal sebagai bagian pengabdian kita kepala Tuhan Yang Maha Esa dan bakti kita kepada masyarakat Jatim.
Secara khusus mantan Mensos RI ini juga mengaku telah menyiapakan antisipasi dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan agar Jatim terus berbenah dan merespon kelemahan dan kekuranagan sehingga kedepan bisa kita gapai yang lebih baik dan berkah.
“Jawabannya adalah dengan IKI yaitu Inisiataif, Kolaborasi dan Inovasi sebagai daya cipta warganya yang dapat hidup dan membantu kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya secara lebih manusiawi,” beber Khofifah.
Tak kalah menarik, KH Agoes Ali Mashuri yang kebagian memberikan tausyiah dan doa juga mendorong Gubernur Khofifah supaya tetap mengabdi di Jatim hingga dua periode. Sebab ada pihak-pihak yang sengaja mendorong Khofiah maju di Pilpres mendatang sebagai Cawapres itu memiliki tujuan tersembunyi.
“Gubernur Jawa Timur tidak jalah strategis dengan RI-2 (Wapres) sebab punya teritorial dan peranan begitu banyak. Kalau dikelola dengan baik tidak kalah dengan RI-2. Sebab Gubernur itu sama dengan raja,” tambah pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo ini.
Sebelum mengakhiri rapat paripurna istimewa, pimpinan rapat Anwar Sadad juga memberikan pantun yang berisi semangat kebersamaan dan pujian atas kinerja Gubernur Khofifah Indar Parawansa. (KN01)