KORAN NUSANTARA
Hallo Nusantara Headline Nasional

Rekind Berhasil selesaikan Proyek PLTP tersulit di Indonesia

Jakarta, mediakorannusantara.com  – PT Rekayasa Industri (Rekind) mampu menyelesaikan pengerjaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap dengan kapasitas 90.9 MW di Muara Enim, Sumatera Selatan yang terkenal dengan medan proyek sulit.

“Alhamdulillah, Rekind mampu menyelesaikan Proyek PLTP Rantau Dedap, yang dikenal sebagai proyek PLTP tersulit di Indonesia. Selain sebagai bukti keandalan kami yang berpengalaman dalam pengerjaan proyek panas bumi, upaya ini juga merupakan cerminan dukungan Rekind terhadap pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca sesuai Nationally Determined Contribution dan transisi energi menuju Net-Zero Emissions pada 2060,” ujar Direktur Utama Rekind Triyani Utamingsih dalam keterangan di Jakarta, Senin.17/4

Menurut wanita yang dikenal akrab Yani tersebut, proyek Rantau Dedap dikatakan sebagai proyek PLTP tersulit di Indonesia karena berada di kawasan Hutan Bukit Jambul, Sumatera Selatan dan posisinya ada di atas ketinggian 2560 meter di atas permukaan laut.

Masih dalam satu kawasan, sumber panas bumi proyek itu terletak di Bukit Besar dan Anak Bukit Besar dari intrusi yang tertimbun di dalam zona rekahan cincin kaldera berupa lubang besar seperti kuali yang berukuran lebih dari 2 kilometer.

Ia mengaku tahapan awal yang penting dalam pengerjaan proyek ini adalah membuka lahan untuk menjangkau lokasi sumber panas bumi, sekaligus membangun infrastruktur penunjangnya, seperti jalur pipa, akses jalan menuju lokasi wellpad dan area Gothermal Power Plant (GPP) dengan total luasnya mencapai sekitar 7 hektar.

“Pengerjaan tahap awal ini dirasakan sangat sulit, penuh tantangan dan bahkan mengancam jiwa pekerja. Semua pekerja harus berhadapan dengan kondisi cuaca harian yang rata-rata mencapai 10-20 derajat celcius,” tuturnya.

Tak hanya itu, Rekind juga dihadapkan pada masalah logistik karena lokasi proyek hanya memiliki satu akses jalan sepanjang 30 kilometer dari kecamatan terdekat. Akses jalan tersebut memiliki medan terjal dengan lebar yang terbatas kira-kira 3,5 meter. Ditambah lagi permasalahan masyarakat lokal yang merasa terganggu akibat aktivitas logistik tersebut.

“Dalam pelaksanaannya situasi ini menyebabkan transportasi material hanya bisa dilakukan 15 trip per hari dan dilakukan pada malam hari. Meskipun demikian, semua tahapan kegiatan proyek bisa kami lakukan semaksimal mungkin,” ucap Project Manager Rekind untuk Proyek PLTP Rantau Dedap, Dwi Novianto.

Meskipun demikian, lanjut Dwi, Rekind tetap melaksanakan kegiatan kerja yang terukur dan terencana dengan tepat. Bahkan tetap mengedepankan inovasi dan penerapan teknologi kekinian dalam melahirkan karya-karya terbaik di proyek tersebut.

Salah satunya dalam pengerjaan Steam Separation System di mana Rekind mengaplikasikan melalui penerapan teknologi Central Separator with Dual Flash System. Sistem ini mampu melakukan proses flashing (tekanan) dua kali lebih kuat dibandingkan teknologi yang diterapkan dalam pembangkit sebelumnya, sehingga memperoleh performa maksimal.

Adapun Rekind merampungkan pengerjaan proyek ini sejak 25 Desember 2021 dan ditandai dengan diselesaikannya semua tahapan pengujian sistem dan fasilitas kapasitas pembangkit listrik (Plant Rated Capacity Test) yang dikerjakan Rekind. (wan/an)

Related posts

“Ara” Anak 7 Tahun yang Dikabarkan Hilang Ditemukan, Walikota Eri Cahyadi Puji Jajaran Polrestabes dan Masyarakat

kornus

Milad PKS ke-19, Reni Astuti Berharap Partainya Tetap Jaga Konsistensi Melayani Masyarakat

kornus

Rieke Diah Pitaloka Orasi Budaya Mendukung Pabrik Semen Indarung I dan PLTA Rasak Bungo Jadi World Heritage

kornus