Surabaya (KN) – Solidaritas Wartawan Surabaya kembali melakukan aksi di depan Gedung Negara Grahadi Jl Gubernur Suryo Surabaya, Selasa (27/11). Gabungan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Surabaya yang tergabung di AJI, PWI, IJTI, IJO serempak menyuarakan keprihatinan masih terus saja terjadi kekerasan terhadap jurnalis.
Sambil membentangka poster bernada kecaman, mereka menyampaiakan sejumlah tuntutan. Diantaranya, mendesak Kapolri mengusut tuntas semua peristiwa kekerasan yang menimpa wartawan, dan menjatuhkan hukuman berat kepada pelakunya.
“Ini preseden buruk bagi jaminan keamanan pekerja media di tanah air, kekerasan demi kekerasan masih saja terus terjadi. Ini artinya negara gagal memberikan perlindungan kepada pekerja media,” kata Rangga Umara anggota AJI Surabaya dalam orasinya.
Koordinator aksi Tudji Martudji mengatakan, rentetan catatan peristiwa penganiayaan yang menimpa wartawan harus dihentikan. Seperti yang menimpa wartawan di Palembang dan Riau yang dilakukan oknum TNI-AU Berlanjut pembunuhan terhadap wartawan Metro Pos Manado dan yang paling hangat pembakaran rumah wartawan di Aceh.
Selain meminta Kapolri mengusut semua peristiwa itu, Solidaritas Wartawan Surabaya juga mendesak Dewan Pers untuk ikut mengawal penyelesaian semua kasus yang menimpa sejumlah wartawan di tanah air, termasuk mewujudkan jaminan perlindungan keamanan kepada pekerja media.
Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur mempertegas, semua permasalahan yang menimpa wartawan harus diusut sampai tuntas. “Ungkap motifnya, tangkap semua pelakunya,” tegas Ketua PWI Jatim, Akhmad Munir.
Munir mengaku ikut prihatin atas kejadian pembunuhan wartawan di Manado. Realitas ini, Kata Munir, menambah daftar panjang wartawan di Indonesia yang menemui ajal saat menjalankan tugas jurnalistik. (red)
Foto : Aksi solidaritas wartawan Surabaya