Surabaya (mediakorannusantara.com) – Perkuat budaya literasi, Kota Surabaya, Jawa Timur mengoleksi 532 pusat baca. Angka itu terdiri dari 530 Taman Bacaan dan 2 Perpustakaan Besar. Pusat baca itu lengkap dengan fasilitas bimbingan belajar gratis, kelas mendongeng, dan kelas menulis.
“Jadi, untuk mencegah ketergantungan atau kecanduan gadget dan untuk menguatkan literasi serta menumbuhkan minat baca di Surabaya. Warga terutama anak-anak kita fasilitasi 530 TBM ditambah 2 perpustakaan besar,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi.
530 TBM itu ada di Balai RW sebanyak 469 TBM, di kelurahan ada 27 TBM dan di kecamatan ada 5 TBM. Ada juga di rumah susun sebanyak 19 TBM, di instansi pemkot ada 3 TBM, di terminal ada 1 TBM. Selain itu ada 2 pusat baca di 2 rumah sakit. Kemudian 1 di taman kota dan 2 di Liponsos. Tak ketinggalan 1 unit di Museum Pendidikan.
“Sebenarnya 530 TBM ini selalu buka mulai Senin-Sabtu di jam kerja. Namun, karena petugas kita di lapangan hanya sekitar 250 orang, akhirnya mereka ada yang pegang 2-3 TBM. Terkadang bukanya di salah satu TBM itu 2 atau 3 hari sekali, karena kita gilir bukanya,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Perpustakaan Kota Surabaya, Puji Astuti menjelaskan berbagai kegiatan yang dilakukan di TBM itu. Mulai dari layanan baca di tempat, layanan bimbingan belajar gratis, kelas mendongeng, dan kelas menulis.
“Ada pula beberapa kegiatan layanan tambahan yang menyesuaikan dengan lingkungan atau keinginan masyarakat. Misalnya ada kelas fotografi, kelas numerasi, kelas prakarya, dan juga ada kelas parikan. Itu murni atas permintaan warga sekitar. Namun, kegiatan yang harus ada kelas menulis dan kelas mendongeng,” tegasnya.
Di samping itu, ada pula TBM Tematik yang ada di TBM RW 5 Nginden Jangkungan yang menanam tanaman herbal. Bahkan, ada pula Pojok Baca Digital (Pocadi) di Mal Pelayanan Publik Surabaya, Gedung Siola.
“Nah, rata-rata pengunjung di TBM dan Pocadi ini adalah anak-anak, mulai dari tingkatan TK, SD, hingga SMP. Meskipun ada pula yang sudah dewasa. Alhamdulillah animo masyarakat selalu tinggi,” katanya. (jack/tnj)