Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberi perhatian serius pada keluhan warga kampung Blauran Kidul gang 1 yang tidak mendapatkan air PDAM sejak 10 tahun. Hal ini disebabkan karena rusaknya jaringan pipa.
Menurut Eri Cahyadi, PDAM Surya Sembada Surabaya punya kontrak kinerja dengan dirinya. Hal tersebut sudah ditargetkan jika ditahun 2023 tidak ada lagi wilayah Surabaya yang tidak teraliri air PDAM. Kalau tidak teraliri air akan mengundurkan diri itu janji Dirut PDAM.
Sementara PDAM Surya Sembada Kota Surabaya menargetkan perbaikan pipa di kampung Blauran Kidul Gang 1 selesai pada Oktober tahun ini.
“Sekarang sedang dalam proses lelang pengerjaan. Dan kita targetkan pengerjaan selesai pada Oktober, setidaknya tahun ini selesailah,” ujar Arif Wisnu Cahyono, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
Lebih lanjut Arif mengatakan, perbaikan pipa di kampung Blauran Kidul Gang 1, merupakan bagian dari rehabilitasi 31 Km pipa PDAM di wilayah pusat Kota Surabaya.
“Semenjak kami menetapkan rehabilitasi pipa 150 km, mata kami semakin terbuka. Ternyata di tengah kota masih banyak pipa-pipa kecil ukuran 1 dim sampai 2 dim. Dan tahun ini kita tuntaskan dulu rehabilitasi 31 km pipa-pipa kecil tersebut,” imbuhnya.
Menurut Arif, jaringan pipa tersier terkait dengan persoalan itu sebenarnya sudah memadai. Namun begitu masuk ke kampung karena dulu belum padat penduduknya maka pipanya kecil. Nanti kalau sudah dilakukan penggantian pipa maka aliran air menjadi lebih baik lagi.
Seperti diberitakan sebelumnya sekitar 20 rumah di kampung Blauran Kidul Gang 1 tidak mendapatkan air PDAM sejak 10 tahun akibat jaringan yang pipa rusak.
Warga membeli air dari pedagang keliling, untuk keperluan mencuci, masak, mandi dan keperluan rumah tangga lainnya. Setiap bulan mereka menghabiskan uang Rp500 ribu sampai Rp600 ribu. Kalau tidak ada penjual air keliling, digunakanlah air galon isi ulang.
Bahkan warga juga mengatakan, meski tidak mendapatkan aliran air PDAM, mereka tetap harus membayar biaya abonement. Yang nilainya bertambah mahal, dari sekitar Rp18 ribu menjadi Rp60 ribu, sejak Mei 2022. (jack)