Surabaya (KN) – Untuk meningkatkan karakter dan pendidikan usia dini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mencanangkan gerakan 10.000 Taman Posyandu yang akan dilaksanakan di 38 Kabupaten/Kota.Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim, Dra Hj Nina Soekarwo MSi, saat peringatan hari Kesatuan Gerakan PKK ke-40 tahun 2012 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (12/3) menyampaikan, gerakan ini akan dikombinasikan dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang sejak beberapa tahun belakangan cukup marak digelar di Kabupaten/Kota. Diharapkan akhir 2012 gerakan sosial ini dapat selesai terbentuk.
Bentuk integrasi posyandu secara menyeluruh di berbagai sektor ini dinamai Bude “Taman Posyandu”. Sesuai konsep awal posyandu, yakni pelayanan terpadu, maka harapannya di Taman Posyandu ini terlayani secara paripurna, antara lain dari sisi pendidikan (PAUD), kesehatan (pertumbuhan fisik), BKKBN (Bina Keluarga Balita dan parenting), hak perlindungan anaknya akan ditangani oleh BPPKB Provinsi Jatim, serta Asisten bidang Kesra sebagai koordinator pelaksanaan Taman Posyandu.
Mengenai target 10.000 yang ditargetkan, karena di Jatim ada 8.507 desa, asumsinya bahwa Taman Posyandu berada di setiap desa, dan sisanya pada desa yang punya wilayah luas bisa mempunyai dua kelompok taman posyandu.
Nina Soekarwo (Bude) mengatakan, Jatim hingga tahun 2011, sebanyak 20% anak balita dari total 2,4 juta anak balita mengalami gizi buruk. Sebanyak 38 % dari jumlah penderita gizi buruk itu, berdasarkan informasi yang dikumpulkan PKK Jatim, karena kesalahan informasi gizi oleh pengasuh atau orangtuanya.
Kesalahan pola asuh terjadi antara lain karena faktor budaya, tetapi yang terpenting adalah karena absennya pendidikan menjadi orangtua (parenting education) dalam proses tumbuh kembang anak. ”Jadi tidak benar jika anak gizi buruk karena kurang makan, bisa karena asupan gizi yang kurang. Karena itu para ibu dan pengasuh anak butuh pengetahuan ini,” ujar Bude.
Bude menyatakan, bahwa PKK beserta kader-kadernya yang tersebar di seluruh pelosok Jawa Timur siap menangani gizi buruk ini, namun harus didukung oleh instasi terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan & Kebudayaan, Kesra, BKKBN Jatim dan BPPKB. Selain itu juga perlu menjalin sinergi dengan para stakeholder seperti TNI, Dharma Wanita dan lembaga lainnya.
Keseriusan Bude untuk mengatasi masalah gizi buruk ini dengan memperjuangkan Peraturan Gubernur No. 63 Tahun 2011, tentang Pengembangan Anak usia Dini Holistik dan Integratif yang bertujuan agar seluruh kebutuhan esensial anak usia dini dapat terpenuhi, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timr Soekarwo menuturkan, Tema ” Melalui Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat dan Hari Kesatuan Gerak PKK kita tingkatkan semangat persatuan dan kesatuan serta partisipasi masyarakat menuju kemandirian bangsa” sangat tepat, karena mengandung makna untuk meningkatkan semangat keluarga Indonesia menghadapi tantangan global sehingga bisa mandiri.
Selain itu, peringatan ini juga untuk evaluasi kinerja tim penggerak PKK selama setahun terakhir sebagai patner pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Penggerak PKK harus memberi masukan pada pemerintah serta memotivasi para kader agar semakin baik. “Pin emas yang diberikan Penggerak PKK Jatik adalah bukti penghargaan pada para kader, yang mengabdi selama puluhan tahun,” kata Gubernur.
Diharapkan pula, tim penggerak PKK melalui sepuluh program utama yakni Penghayatan dan Pengamalan pancasila, Gotong Royong,Pangan, Sandang, perumahan dan Tata Laksana Rumah Tangga,Pendidikan dan Keterampilan, Kesehatan, Pengembangan Kehidupan Berkoperasi, Kelestarian Lingkungan Hidup, dan Perencanaan sehat dapat terus berkreasi membimbing masyarakat sehingga dapat mandiri. (yok)