KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Pemprov Jatim Akan Perketat Penjualan Hewan Ternak Keluar Provinsi

                                                                                                                                 Ilustrasi sapi ternak

Surabaya (KN) – Setelah ada keluhan masyarakat terutama para jagal sapi akan menipisnya stok sapi di pasaran mendapat respon positif dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmasvet) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur berjanji akan memperketat keluarnya hewan ternak ke Provinsi lain.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmasvet) Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Irawan Subiyanto yang dikonfirmasi, Kamis (12/1) mengatakan, pengetatan itu akan dilakukan di setiap cek poin pos pemeriksaan hewan yang ada di daerah perbataan wilayah Jawa Timur dan Jawa  Tengah, seperti pos pantau di Bulu dan Jatirogo Tuban, Pos Pemeriksaan Padangan di Bojonegeoro, Pos Pemeriksaan Hewan Mantingan di Ngawi, Pos Pemeriksaan Hewan Poncol dan Sarangan Magetan, serta Pos Pemeriksaan hewan  Bebegan  dan Donorejo di Kabupetn Pacitan.

“Hal ini kami lakukan karena permintaan sapi terbanyak melalui jalan darat. Dengan adanya pengetatan pengeluaran hewan dari Jawa Timur itu, akan mampu mencukupi permintaan ternak sapi di daerahnya sendiri,” jelasnya.

Pasalnya, produksi sapi di Jawa Timur tiap tahunya mencapai 6.350 ribu ekor. Sedangkan kebutuhan di Jawa Timur hanya sekitar 490 ribu ekor, sampai 500 ribu ekor.
“Di Jawa Timur, merupakan Provinsi penghasil sapi terbesar, kebutuhan sapi di Indoensia 31 persen di hasilkan di Jawa Timur. Jadi sangat ironi jika masyarakat Jawa Timur kekurangan daging sapi,” jelas Irawan Subiyanto.

Irawan menambahkan, saat ini banyaknya sapi yang dijual ke luar Jawai Timur.  Hal itu yang menyebabkan ketersedian sapi di Jawa Timur berkurang. “Pedagang lebih senang menjual sapi ke luar Jawa Timur lantaran harganya lebih mahal,” katanya.

Misalnya, untuk seekor sapi seberat 350 Kg daging, harganya di Jakarta, dan Jawa Barat bisa mencapai Rp 10,500.000. Sedangkan di Jawa Timur hanya di jual dengan harga Rp 8.000.000 saja. Itu jika dikurangi dengan ongkos kirim, pedangan masih bisa mengambil laba sekitar Rp. 2000.000 per ekornya.

“Jika dihitung dari segi keuntungan, penjualan sapi Jakarta dan di Jawa Barat jauh lebih mahal. Makanya pedagang lebih senang melepas sapi di luar Jawa Timur. Karena itu kami akan melakukan pengetatan, sehingga kebutuhan sapi di Jawa Timur terpenuhi terlebh dahulu dan sisasanya di ekspor,” tandasnya. (rif)

Related posts

Pemberian Penghargaan Pelaku Ekonomi Kreatif,  Wali Kota Eri Cahyadi : Surabaya Gudangnya Orang Bertalenta

kornus

Pasien Positif Covid-19 di Jatim Kembali Bertambah 77 Orang, 59 Diantaranya dari Surabaya

kornus

Dukung Pembayaran Nontunai, Bank Jatim Beri Bantuan e-PB Kepada Pemkab Sumenep

kornus