Surabaya (KN) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim terus berkomitmen untuk mengurangi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) informal ke luar negeri. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan dengan memperkuat keberadaan dan fungsi Balai Latihan Kerja (BLK).“Jatim akan memperkuat layanan, perbaikan prosedur dan mekanisme pengiriman TKI sesuai dengan kompetensi sebelum dikirim ke luar negeri. Mereka diberikan pelatihan keterampilan telebih dahulu di BLK yang ada di daerah-daerah ,” ujar Wagub Jatim, H Saifullah Yusuf saat menerima kunjungan kerja BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) di Ruang Kertanegara Pemprov Jatim, Jumat (18/7/2014).
Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatin ini Dia mengatakan, Pemprov Jatim akan melihat sistem yang ada mulai dari hulu hingga hilir. “Apakah ada yang perlu diperbaharui atau diperbaiki guna memperkuat BLK dalam pemberian pelatihan kepada calon TKI, sehingga mereka nantinya akan memiliki kompetensi dan keahlian sebelum diberangkatkan ke luar negeri,” katanya.
Menurutnya, jangan sampai pada saat di BLK, TKI diajarkan tentang keahlian masak-memasak, namun ketika bekerja di luar negeri, para TKI dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. “Ini yang menjadikan TKI kita kurang dihargai dan sering mendapatkan perlakuan yang tidak wajar,” tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Prov. Jatim pada Februari 2014, jumlah penduduk Jatim sekitar 38.999.837 juta jiwa dengan rincian 19.605.311 (50,27 perse) laki laki dan perempuan 19.394.526 (49,73 %). Dari jumlah tersebut, sebanyak 29.380.000 adalah usia kerja dan sebanyak 20.717.775 angkatan kerja.
Pada Januari-Juli 2014, penempatan TKI ke luar negeri, menempati urutan pertama Jatim mengirimkan TKI ke Hongkong sebanyak 5.767 jiwa, Taiwan 6.181 jiwa, Malaysia 3.474 jiwa, Arab Saudi 2.345 jiwa dan Singapura 2.908 jiwa.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI, Gatot Abdullah Mansur menjelaskan, maksud dan tujuan ke Jatim ingin menyerap aspirasi dari Pemprov Jatim terkait permasalahan ketenagakerjaan khususnya pengelelolaan TKI.
Dia menjelaskan, kunjungan BNP2TKI di Jatim ini ingin memastikan bahwa BLK yang ada disesuaikan dengan standart kompetensi sehingga mempengaruhi kualitas TKI yang akan dikirim ke luar negeri. (rif)