Surabaya (mediakorannisantara.com)– Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan perhatian khusus kepada siswa korban pembunuhan berinisial N (14 tahun) yang ditemukan meninggal di Gudang Peluru, Jalan Kedung Cowek, Surabaya. Apalagi, saat ini dia masih berstatus salah satu pelajar SMP negeri di Kota Surabaya.
Salah satu bentuk perhatian itu ditunjukkan dengan takziah yang dilakukan oleh Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani atau istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia juga didampingi sejumlah kepala dinas ketika takzih ke rumah duka.
Di rumah duka itu, Rini menyampaikan turut berbela sungkawa kepada orang tua korban. Bahkan, saat itu dia juga mengajak para guru yang turut hadir untuk yaasinan dan tahlil bersama. Ia juga memberikan tali asih sebagai tanda turut berbela sungkawa kepada keluarga korban.
Seusai takziah, Rini menyampaikan atas nama pribadi dan mewakili seluruh jajaran Pemkot Surabaya turut berduka cita atas meninggalnya Ananda N. Bagi dia, musibah ini juga menjadi pembelajaran bagi dia sendiri dan juga bagi para orang tua di Kota Surabaya, apalagi dia sendiri seorang ibu yang memiliki anak perempuan dan anak laki-laki.
“Tugas dari Ibu atau orang tua itu menjaga anak-anaknya. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua untuk lebih waspada, perhatian dalam menjaga anak-anak kita,” kata Rini di rumah duka.
Bentuk perhatian dan kewaspadaan itu bisa dilakukan dengan mewajibkan anak untuk pamit ketika mau keluar rumah, kalau izin dua jam terus lebih dari dua jam harus ditanyakan keberadaannya, dia perginya sama siapa dan pergaulan serta teman-temannya siapa.
“Kita memang tidak bisa membatasi anak-anak kita untuk bergaul dengan siapa saja, apalagi sekarang sudah ada gadget dan media sosial. Namun, karena tugas kita sebagai orang tua, maka harus terus mendampingi anak-anak kita ke depannya,” tegasnya.
Selain itu, tugas menjaga anak-anak itu tidak hanya menjadi tanggungjawab orang tua. Namun, guru dan masyarakat juga harus terlibat dalam menjaga anak-anak Surabaya. Misalnya di sekitar ada gerombolan anak-anak yang tidak wajar, ia meminta warga untuk membuyarkan mereka, karena dia sadar bahwa tanpa keterlibatan semua pihak, tidak bisa menjaga anak-anak Surabaya.
“Makanya Pak Wali selalu mengajak kita, mendorong kita semua untuk bersinergi, berkolaborasi dan bergotong royong serta guyub rukun di tengah-tengah warga. Jadi, saya juga berharap warga terus memperhatikan lingkungan sekitarnya,” katanya.
Oleh karena itu, ia kembali menegaskan bahwa musibah ini menjadi pembelajaran yang luar biasa bagi semua pihak, terutama kepada para orang tua supaya lebih waspada dalam menjaga anak-anaknya dan lebih berhati-hati serta tidak sembarangan anaknya bergaul dengan orang lain. “Mari kita bersama-sama menjaga anak-anak Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua RW 10 Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Surabaya, Siswanto, yang ikut menyambut Rini bersama jajaran pemkot menyampaikan terimakasih kepada Rini dan jajaran pemkot yang sudah takziah ke rumah duka dan sudah memperhatikan kasus ini. Bahkan, ia juga menyampaikan terimakasih kepada pihak kelurahan dan kecamatan yang juga turut membantu menguruskan jenazah. “Ini bentuk perhatian yang luar biasa pemkot kepada keluarga almarhum, sekali lagi terimakasih banyak,” tegasnya.
Ia juga berharap kasus ini terus dikawal oleh Pemkot Surabaya hingga tuntas. Bahkan, ia juga berharap kepada pihak kepolisian untuk mengusut kasus ini dengan cepat dan tuntas. “Mari kita jaga bersama-sama anak-anak kita penerus bangsa ini jangan sampai ada kasus seperti ini ke depannya di Surabaya,” pungkasnya. (jack)