Surabaya (KN) – Dibawah kendali Walikota Tri Rismaharini, Pemkot Surabaya tetap ngotot menolak pembangunan tol tengah kota, padahal tol tengah kota diyakini mampu mengatasi kemacetan di kota besar.Penolakan Pemkot itu lantaran Walikotanya mengklaim memiliki gantinya, yakni trem dan monorel serta memiliki pengganti lain di Surabaya berupa jalur frontage road.
Sementara masalah penolakan pembangunan tol tengah kota oleh Pemkot ini yang mengganjal RTRW Kota Surabaya tak disahkan. Sehingga pemerintahan yang dipimpin Tri Rismaharini ini tak memiliki pegangan RTRW selama lima tahun. Pemerintahan ini hanya mengandalkan RTRW warisan pemerintahan lama.
Kengototan Pemkot dibawah kendali Walikota Tri Rismaharini yang menolak pembangunan enolak tol tengah kota ini menyebabkan Kota Surabaya sampai saat ini tak memiliki Perda RTRW yang seharunya menjadi acuan pembangunan kota. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) 26/2008 tentang rencana tata ruang nasional (RTRN), rencana jalan tol tengah kota sudah tercantum di dalamnya. Ini yang harus disinkronkan agar pembangunan tak amburadul. Kedua pemerintahan ini harus mau duduk bersama membahas hal tersebut.
Akibat sikap kaku dan sok sikap gengsi Pemkot Surabaya itu, akan berdampak pada pembangunan sejumlah kepentingan umum bisa terhambat.
Informasi terbaru, RTRW Surabaya tidak akan disetujui Kemendagri selama rencana pembangunan tol tengah tidak dimasukan di dalamnya. “Saat ini, tanpa RTRW, arah pembangunan Kota Surabaya semakin tak jelas. Ini akan berimbas panjang untuk kota ini. Masyarakat yang bergerak di bidang usaha terus menerus dirundung keresahan. Mereka sulit mengembangkan usahanya. Ini kan patut disayangkan,” ujar anggota Komisi C Sudirjo.
Kabarnya, Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Basoeki Hadimoeljono mengungkapkan, Kementeriannya segera membicarakan rencana pembangunan jalan tol tengah kota Surabaya itu dengan Walikota Surabaya. Ada perbedaan persepsi yang menyebabkan hal itu terkendala. Persepsi Walikota Tri Rismaharini, jalur yang akan dilalui jalan tol ini melalui pusat kota, yakni di dekat Tunjungan Plaza. Padahal, Kementerian merencanakan jalan tol tersebut melalui pinggir Kota Surabaya.
Dia menambahkan, salah satu opsi yang dipilih adalah melewati Waru-Wonokromo- Gubeng dan dilanjutkan ke sebelah timur di daerah Tanjung Perak. Upaya ini, menurut dia, akan dijelaskan nanti kepada Walikota. Kementerian sangat mengharapkan agar Walikota mau duduk bersama membahas soal tol tengah kota. (Jack)