Dalam keterangan diterima di Jakarta, Selasa,8/11 Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK Dyah Murtiningsih menjelaskan bahwa pembangunan IKN akan memperhatikan manajemen bentang alam dan keanekaragaman hayati.
Faktor-faktor tersebut menjadi perhatian mengingat Pulau Kalimantan tempat IKN berada memiliki keberagaman flora dan fauna dan terdapat sejumlah satwa endemik seperti orangutan dan bekantan.
“IKN harus bisa menjadi habitat bagi spesies endemik flora maupun flora,” kata Dyah saat menyampaikan pidato secara daring dalam acara diskusi di Paviliun Indonesia pada COP27 UNFCCC Sharm el-Sheikh di Mesir, Senin (7/11) waktu setempat.
IKN dibangun dengan konsep Forest City, menurut dia, hal itu berarti kondisi IKN saat ini yang berupa hutan tanaman industri akan dikembalikan menjadi hutan hujan tropis dengan melakukan penanaman tanaman endemik.
“Kondisi hutan alam di sekitarnya pun harus dipertahankan dan dijaga kelestariannya,” tutur Dyah.
KLHK sudah menyiapkan lahan seluas 16 hektare untuk pembangunan Persemaian Mentawir yang akan menyediakan 15 juta pohon setiap tahun untuk mendukung pembangunan dan rehabilitasi hutan di IKN.
Upaya mengembalikan hutan hujan tropis akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pemerintah juga mengajak dan menantang sektor swasta untuk terlibat aktif mewujudkan ambisi pembangunan Forest City IKN dengan skema Public-Private Partnership.
Menurut dia, keterlibatan swasta dalam pembangunan hutan di IKN sekaligus bisa mendukung pengurangan emisi karbon yang saat ini sangat dibutuhkan di tengah upaya mengendalikan perubahan iklim.
IKN Nusantara dibangun di kawasan seluas 256 ribu hektare dengan 3 zona yang terdiri dari kawasan inti pusat pemerintahan (6.671 hektare), kawasan ibu kota negara (56.181 hektare) dan sisanya zona kawasan pengembangan. ( wan/ar)