Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo menerima penghargaan “Pena Emas” dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Predikat “cum laude” diberikan oleh 16 panelis, yang berasal dari jajaran pengurus, ketua dewan pengawas, dan dewan kehormatan PWI.Penghargaan tertinggi PWI tersebut diberikan karena Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo ini dinilai berjasa dalam pengembangan pers nasional, diantaranya membuka ruang publik yang luas bagi masyarakat serta penguatan peran pers.
Penghargaan diserahkan Ketua PWI Pusat, Margiono Kepada Gubernur Jatim Dr. H Soekarwo pada acara Penganugerahan Pena Emas PWI di Hall Dewan Pers, Jakarta, Kamis (1/2/2018) siang.
Dalam orasinya Pakde Karwo menyampaikan penghormatannya kepada jajaran pengurus, dewan penasehat, dan dewan pengawas PWI yang menginderai dirinya dalam berkomunikasi dengan pers. Menurutnya, penghargaan Pena Emas bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk masyarakat dan media Jatim. Sebab, komunikasi tidak sendiri, melainkan ada komunikator dan komunikan. “Kita ingin membangun peradaban yang baik dalam komunikas,” ujarnya.
Pakde Karwo mengatakan, jalinan baik perlu dilakukan dengan media atau wartawan. Tanpa ada komunikasi yang baik dengan kalangan pers, lanjutnya, sulit untuk menciptakan Jatim yang kondusif. Sementara, kondusifitas Jatim baik ekonomi, sosial, dan budaya sangat mempengaruhi Indonesia bagian timur dan tengah. Alasannya, posisi Jatim sangat mempengaruhi logistik dan konektivitas wilayah wilayah tersebut.
“Dengan memilik hubungan komunikasi yang baik atau bekerjasama dengan pers, maka akan didukung pemberitaan yang positif, sehingga demokrasi Indonesia timur dan tengah selalu terjaga keamanan dan kenyamanannya,” ungkapnya.
Peran penting media, lanjutnya, juga dilihat dari fungsi kontrolnya. Pemberitaan beberapa hari terakhir di media Jawa Timur menyoroti mahalnya jalan tol-Surabaya, sehingga jalan tol tersebut sepi dan tidak meningkatkan roda perekonomian. Dengan peran kontrolnya, maka Pemerintah akhirnya akan mengkaji kembali harga tol Surabaya-Kertosono yang dinilai publik mahal.
Wujud Konkrit Hubungan Baik Komunikasi
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga menjelaskan beberapa wujud hubungan baik dengan media, seperti penyediaan informasi sebagai kebutuhan pokok media. Diantaranya pengiriman siaran pers (rillis) ke redaksi media secara rutin, wawancara door stop di berbagai kesempatan, konferensi pers, dan dialog, dengan memberikan latar belakang sebuah permasalahan, juga kerjasama operasional media (pariwara), dengan tujuan agar media, terutama yang mainstream tetap eksis sebagai penyeimbang medsos. Selain itu, mendukung penyelenggaraan uji kompetensi wartawan (UKW), mendukung kegiatan SIWO PWI Jatim, pers tour.
Berbagai kegiatan membuka ruang publik bekerjasama dengan media, termasuk media elektronika juga dilakukan. Diantarnaya, dialog TV dengan acara cangkrukan, ajang wadul, obrolan issue publik dan dialog-dialog khusus. Sosialisasi program di Radio dan analisis konten media. (KN01/***)