Surabaya (KN) – Salah satu kunci dalam menjaga stabilitasi politik adalah terjalinnya komunikasi yang harmonis antara stakeholder yakni Gubernur, DPRD, TNI-POLRI, Bupati Walikota serta masyarakat.Demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat Rapat Paripurna Istimewa dalam Rangka Peringatan Hari Jadi Ke-71 Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 di Gedung DPRD Jatim, Surabaya, Rabu(12/10/2016).
Menurutnya, Komunikasi politik di Jawa Timur sangat unik dan bahkan sering disebut bahwa di Jawa Timur hanya ada satu faksi, yaitu faksi Jawa Timur. Hal ini menggambarkan bahwa kuatnya hubungan Gubernur dengan DPRD hanya untuk satu tujuan, yaitu kesejahteraan rakyat. “Kondisi tersebut, ditambah dengan begitu harmonisnya hubungan kepala daerah bersama Forkopimda baik TNI, POLRI bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, para cerdik cendekiawan, mampu memberikan kepastian kepada semua elemen masyarakat, bahwa Jawa Timur merupakan provinsi yang aman dan nyaman untuk berbagai bidang kehidupan, khususnya dunia usaha,” jelas Pakde Karwo sapaan akraGubernur Jatim Soekarwo.
Kondisi stabilitas politik tersebut dapat dicapai, karena harmonisnya komunikasi melalui beberapa langkah antara lain melaksanakan dialog interaktif dalam rangka peningkatan etika dan kultur politik, Focus Group Discussion (FGD) dengan infra dan suprastruktur politik serta penggiat demokrasi di Jawa Timur.
Pakde Karwo menjelaskan Peringatan HUT Jawa Timur ke-71 dibarengi dengan hal yang baik bagi Jawa Timur. Hal yang membanggakan adalah Jawa Timur siap memasuki pasar ASEAN, yang diindikasikan oleh surplusnya perdagangan jawa timur dengan raksasa ekonomi ASEAN yaitu Singapura yang mencapai US$ 112,89 juta. Peningkatan ekonomi Jawa Timur tersebut, berada pada jalur inklusif yang ditandai dengan kinerja sosial yang cukup baik antara lain pertama, penurunan kemiskinan dari September 2015 sebesar 12,28 % menjadi 12,05 % pada Maret 2016. Kedua, penurunan TPT dari Agustus 2015 sebesar 4,47 % menjadi 4,14 % pada Februari 2016 dan disparitas rendah dari ukuran distribusi pendapatan versi bank dunia, yang mana kelompok 40% bawah menikmati porsi pembangunan 18,77 %, dan dari ukuran gini ratio masih pada posisi sedang dengan indeks gini mencapai 0,40.
Ia menambahkan kinerja tersebut karena faktor stabilitas politik dan sosial yang sangat kondusif, dan juga tata pemerintahan yang baik dan menjadi proses dalam mewujudkan kinerja serta pelayanan publik yang prima. (wan/hms)