KORAN NUSANTARA
Headline Nasional

Pakar kejiwaan: Individu bagi Crosshijaber Perlu diperikasa Kejiwaannya

poto/antara

 

 

Jakarta,mediakorannusantara.com – Para pelaku fenomena crosshijaber yang tengah viral saat ini tidak bisa langsung dianggap mengalami gangguan jiwa karena perlu dilakukan pemeriksaan secara individu untuk memastikannya, menurut dokter spesialis kesehatan jiwa dr Agung Frijanto, Sp.KJ.

“Kalau kita sebut sebagai gangguan jiwa tentunya harus diperiksa terlebih dahulu. Kita harus tahu terlebih dahulu motifnya apa, maksudnya apa. Apa hanya sebatas sebuah fenomena komunitas atau mungkin ada modus yang lain,” ujar Sekretaris Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) itu ketika dihubungi di Jakarta pada Selasa 15/10

Menurut dia, memang terdapat istilah transvestisisme untuk merujuk kepada penyimpangan mengenakan busana lawan jenis.

Tapi, menurut dokter Rumah Sakit Islam Jakarta itu, biasanya transvestisisme dilakukan oleh individual bukan kelompok seperti yang viral di media sosial baru-baru ini.
Biasanya perilaku transvestisisme dilakukan oleh individu untuk meningkatkan hasrat seksual atau libido dengan berimajinasi memakai busana lawan jenis.

Fenome “crosshijaber” yang viral akhir-akhir ini perlu dinilai lebih lanjut, ujarnya, karena mungkin saja ada motif lain dari kelompok yang melakukan hal tersebut, seperti melakukan tantangan atau malah modus kriminal.

“Pada prinsipnya kalau dari sisi ilmu kedokteran jiwa, kita harus periksa dulu. Kita wawancara dan lihat motifnya apa, kenapa dia bisa bergerombol atau individual,” tegasnya.

Baru-baru ini, warganet Indonesia dikejutkan oleh adanya komunitas “crosshijaber” yaitu kumpulan pria-pria yang berpenampilan seperti perempuan dengan mengenakan hijab bergaya syar’i yang dilengkapi dengan cadar. Mereka bahkan berani masuk dan bercampur dengan perempuan di masjid atau bahkan di kamar mandi.

Komunitas “crosshijaber” ditemukan di beberapa media sosial seperti Facebook dan Instagram, meski kini banyak unggahan yang sudah dihapus sejak menjadi viral. (wan/an)

Related posts

Pemerintah Tegaskan akan Ungkap Kasus Satelit Orbit 123 BT

Delegasi Unicef Menikmati Keindahan Kota Surabaya dengan Menyusuri Kalimas

kornus

Ditutup 2 Juni, Dispendik Imbau Orang Tua Segera Cek Validasi Data CPDB

kornus