Jakarta (mediakorannusantara.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menjadi pembicara pada Business Forum Talkshow bertajuk ‘Peluang Investasi dan Pembiayaan Infrastruktur di Pulau Jawa’ yang diselenggarakan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian RI di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Bersama pembicara dari Deputi bidang koordinasi pengembangan wilayah dan tata ruang Kemenko Perekonomian RI, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Kepala Bappeda Peovinsi Jawa Barat dan Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Emil mengajak para investor baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk berinvestasi atau menanam modal di Jatim.
Menurutnya, Jawa Timur merupakan Provinsi yang strategis dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan investasi di berbagai sektor, terlebih lagi ditunjang dengan daya dukung pemerintah dan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA) yang memadai. Sehingga ini menjadikan Iklim investasi Jatim bisa berkembang pesat dan memberikan imbal balik yang menguntungkan bagi para investor.
“Komitmen ini membuat kita bisa melakukan peningkatan investasi. Kita bersyukur walaupun diterpa badai Covid-19, ternyata investasi kita ini terus meningkat. Kalau kita cermati untuk PMA dari angka Rp13 Trilyun pada tahun 2019 meningkat menjadi Rp44,9 Trilyun di tahun 2022. Ini adalah pertumbuhan signifikan yang menunjukkan kepercayaan dunia internasional kepada Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, tren realisasi investasi untuk PMDN terus mengalami peningkatan yang positif, dalam kurun waktu 5 tahun yakni dari 2018 sampai 2022 investasi Jawa Timur telah meningkat drastis, dimana tahun 2018 berada pada angka Rp33,3 Trilyun, sedangkan pada tahun 2022 jumlah investasinya meningkat sebesar Rp65,4 Trilyun atau tumbuh sebesar 24,5%.
Sejalan dengan peningkatan investasi tersebut, Emil sapaan akrabnya menyebut bahwa Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) telah mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,34% di tahun 2022, yang menjadikannya sebagai Provinsi penyumbang perekonomian terbesar ke-dua secara nasional di bawah DKI Jakarta.
“Kalau kita lihat sumbangsih perekonomian Jawa Timur itu 1/6 dari seluruh perekonomian Indonesia, dan ini nomer 2 setelah DKI Jakarta,” katanya.
Dari sumbangsih ini lanjutnya, sektor manufaktur menjadi lumbung sumbangan perekonomian di Jatim yakni sebesar 30,6%, sektor terbesar kedua penyumbang perekonomian Jatim ada pada perdagangan, dengan persentase sebesar 18,67 %, sedangkan sektor pertanian menjadi penyumbang ke tiga dengan kontribusi sebesar 11,11%.
Keberhasilan Jatim tersebut menurutnya, tidak terlepas dari keseriusan Pemprov Jatim berkolaborasi dengan semua stakeholder dalam melakukan pengembangan infrastruktur untuk mendukung perluasan investasi di Jawa Timur. Mulai dari kemudahan perizinan, penyediaan lahan/lokasi, SDM yang mumpuni, penyediaan fasilitas dan infrastruktur dan kemudahan-kemudahan lain sebagainya.
“Kita pastikan bahwa memang ada daya tarik investasi untuk bisa masuk ke Jawa Timur, maka yang kita jual adalah infrastruktur yang digabungkan dengan pengembangan kawasan oleh swasta. Dalam hal ini ada partnership kita, partnershipnya kita membangun jalan publik, kemudian private sector mengembangkan kawasan termasuk infrastruktur didalam kawasan,” katanya
Kemudian, Ia juga mencontohkan beberapa proyek quick wins yang telah melakukan investasi di Jatim, diantaranya, industri pengolahan logam tembaga di Kabupaten Gresik, pengembangan dermaga III pelabuhan Probolinggo dan industri soda ASH terintegrasi di Kabupaten Sumenep dengan total investasi ketiga proyek tersebut sebesar Rp27,97 Trilyun.
Kedepan, Emil berharap akan semakin banyak investor-investor baru yang datang ke Jatim dan menjadikan Jatim sebagai rumah yang nyaman dan aman serta saling menguntungkan bagi para investor. Sehingga perekonomian Jatim semakin meningkat dan masyarakat juga semakin sejahtera. (KN01)