KORAN NUSANTARA
ekbis Headline indeks

Neraca Perdagangan Jatim 2016 Surplus Rp 75,26 T

ilustrasi-neraca-perdagangan-jatimSurabaya (KN) – Neraca perdagangan Jawa Timur pada tahun 2016 mengalami surplus Rp 75,26 triliun. Ini merupakan akumulasi dari penurunan defisit perdagangan luar negeri sebesar Rp 25,30 triliun namun ditopang oleh surplus perdagangan dalam negeri sebesar Rp 100,56 triliun.Hal ini dikatakan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Akhmad Sukardi melalui Asisten Administrasi Umum Provinsi Jawa Timur, Abdul Hamid, saat membukan Rapat Koordinasi Isu Strategis Perkembangan Makro Ekonomi Jawa Timur dengan tema “Government Spending Dalam Menstimulasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur” di Hotel Wyndham, Surabaya, Selasa (21/3/22017).

Dikatakannya, hal ini menunjukkan bahwa pangsa pasar perdagangan dalam negeri masih menjadi peluang yang sangat menjanjikan bagi produk unggulan Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, Sekda juga menyampaikan terimakasih dan apresiasi dari pemerintah Provinsi Jawa Timur atas kinerja para stakeholder dalam menjaga stabilitas makro ekonomi Jawa Timur tahun 2016. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2016 mampu tumbuh signifikan 5,55%, lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02%.

Pertumbuhan signifikan tersebut juga didukung dengan kinerja pengendalian inflasi pada tahun 2016 yang berhasil menjaga tingkat inflasi 2,74 %, jauh di bawah target inflasi pemerintah 4 + 1% (empat plus minus satu prosen). Hal ini berbeda dengan capaian inflasi sampai dengan bulan Februari 2017 sebesar 1,78%.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Jawa Timur tahun 2016 sebesar Rp 1.855,04 triliun, memberikan kontribusi sebesar 14,95% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ini merupakan kontribusi terbesar kedua setelah Provinsi DKI Jakarta. Besaran kontribusi PDRB yang semakin meningkat terhadap PDB tersebut menunjukkan bahwa Jawa Timur merupakan backbone pertumbuhan ekonomi Nasional.

Struktur PDRB Jawa Timur itu bertumpu pada tiga sektor lapangan usaha utama, yaitu Sektor lapangan usaha Industri pengolahan, yang menjadi sektor yang paling dominan dengan kontribusi sebesar 28,92%, tumbuh 4,51% dan mampu menyerap 14,47% tenaga kerja Jawa Timur.

Berikutnya, sektor lapangan usaha perdagangan dengan kontribusi sebesar 18,00%, tumbuh 5,81% mampu menyerap 21,01% tenaga kerja. Juga sektor lapangan usaha pertanian dengan kontribusi 13,31% dengan pertumbuhan 2,35% mampu menyerap 36,49% tenaga kerja Jawa Timur.

Selain itu yang menarik adalah sektor lapangan usaha pertambangan pada tahun 2016 mengalami pertumbuhan 14,18%, ini merupakan pertumbuhan tertinggi. Hal ini karena peningkatan lifting minyak Bojonegoro dari 30,8 juta barel menjadi 67,6 juta barel pada tahun 2016.

Penopang Ekonomi
Dari Struktur perekonomian Jawa Timur tahun 2016 tersebut, memperlihatkan bahwa sektor basis (perdagangan, dll,red) masih menjadi penopang laju pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah sektor lapangan usaha pertanian, mengingat 36,49% jumlah tenaga kerja di Jawa Timur berada di sektor ini namun hanya menikmati 13,31% output (PDRB) Jawa Timur.

Sementara kinerja Investasi Jawa Timur pada tahun 2016, total izin prinsip investasi di Jawa Timur mencapai Rp 61,43 triliun. Sedangkan total realisasi investasi di Jawa Timur mencapai Rp 155,04 triliun, dimana realisasi investasi di Jawa Timur ini dominan pada PMDN Non Fasilitasi, yakni sebesar Rp 82,14 triliun atau 52,97% dari total realisasi investasi Jawa Timur. (ovi)

Related posts

Gubernur Jatim Antar Mario Aji Minta Restu Wapres RI untuk Berlaga di Moto3 GP 2022

kornus

Polrestabes Antisipasi Perampokan Sopermarket dan Warnet

kornus

Teken MoU dengan GTDC Maroko, Wagub Emil Ajak Kepala Daerah Kenali Peluang Investasi Daerahnya

kornus