Surabaya (KN) – Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Surabaya untuk mengedukasi masyarakat di Kota Pahlawan agar sadar dalam pencegahan kebakaran, membuahkan hasil nyata. Hasil nyata itu terlihat dari penurunan drastis angka kejadian kebakaran yang terjadi di Surabaya dalam dua tahun terakhir, imbas meningkatnya kesadaran masyarakat.Menurut data di Dinas Damkar Surabaya, selama tahun 2016 lalu, tercatat ada 300 kejadian kebakaran di Surabaya. Jumlah itu turun lebih dari 50 persen bila dibandingkan kejadian kebakaran yang terjadi selama tahun 2015. Yakni sebanyak 608 kejadian.
Kepala Dinas Damkar Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengatakan, faktor penurunan kejadian kebakaran itu, salah satunya dikarenakan upaya sosialisasi dan juga penyuluhan yang dilakukan dinas nya untuk mengedukasi masyarakat terkait pentingnya pencegahan kebakaran, bisa diserap dengan baik oleh warga.
“Selama ini kami gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat. Srikandi Pemadam Kebakaran juga rajin turun ke pasar dan permukiman padat penduduk untuk membagikan brosur pencegahan kebakaran. Dan menurut kami itu bermanfaat,” jelas Chandra Oratmangun ketika jumpa pers di kantor Bagian Humas, Selasa (24/1/2017).
Dalam dua tahun terakhir, Dinas Damkar memang rajin melakukan upaya sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran di pasar, sekolah maupun kawasan industri. Data Dinas Damkar menunjukkan, selama 2015, terhitung ada 62 kegiatan di masyarakat dan 71 kegiatan di sekolah/industri. Lalu di tahun 2016, ada 62 kegiatan yang dilakukan di masyarakat dan 80 kegiatan di sekolah/industri.
Dinas Damkar Surabaya juga melatih satuan relawan kebakaran (Satlakar). Untuk tahun 2015, ada 240 orang Satlakar yang telah dilatih. Lalu pada 2016, ada 280 Satlakar dan di tahun 2017 ada 480 Satlakar. Di tahun 2017 ini, ada 40 calon Satlakar dari kecamatan Tambaksari yang akan dilatih pada 30-31 Januari 2017. “Di tahun 2017 ini, kami juga mengadakan pelatihan khusus anggota PD Pasar Surya,” sambung Chandra.
Selain berhasil melakukan upaya pencegahan, penanganan Dinas Damkar Kota Surabaya terhadap kejadian kebakaran juga semakin bagus. Hal itu bisa diukur dari respons time penanganan kejadian kebakaran yang semakin sesuai harapan. Menurut Chandra, sesuai standar nasional, respons time nya adalah 15 menit yang dihitung dari mulai menerima laporan kebakaran, berangkat dan sampai lokasi. Di tahun 2015, 99 persen tercapai di bawah 15 menit. Bahkan, di tahun 2016, respons time sudah 100 persen tercapai di bawah 10 menit.
Itu tidak lepas dari wilayah manajemen kebakaran yang mendukung dengan semakin banyaknya pos pemadam kebakaran. Ada 5 UPTD dan 15 pos pembantu. Serta, satu pos tambahan yang didirikan di kawasan Balai Pemuda. Selain itu, Dinas Damkar tidak hanya memfungsikan sumur kebakaran yang jumlahnya mencapai 300 sumur aktif. Tetapi juga mengoptimalkan air sungai. “Kami kini juga memiliki 55 mobil kebakaran. Jumlah idealnya ada 72 mobil Damkar. Tapi, rencana nya, itu akan tercapai di tahun 2021,” sambung mantan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat Bakesbang.
Agar penanganan kejadian kebakaran bisa lebih cepat, Dinas Damkar mengimbau masyarakat untuk bisa bersinergi dengan petugas bila terjadi kebakaran. Ini karena selama ini, ketika kejadian kebakaran, salah satu yang menghambat penanganan adalah warga yang berkerumun di dekat lokasi kebakaran untuk menonton. Termasuk juga adanya gapura dan portal yang menghambat masuknya mobilnya Damkar.
“Kebakaran jangan jadi tontonan. Dan yang jelas, ketika terjadi kebakaran di lokasi padat penduduk, kami melakukan blocking agar tidak merambat ke lokasi sekitar,” ujar Bambang Vistadi, Kabid Pembinaan Operasional Dinas Pemadam Kebakaran kota Surabaya.
Dinas Damkar juga mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai potensi kebakaran yang masih bisa terjadi meskipun musim hujan seperti sekarang. Ini karena selama Januari 2017, masih sering terjadi kejadian kebakaran. “Musim hujan bukan berarti tidak ada kejadian kebakaran. Selama Januari ini sudah ada 17 kali kejadian kebakaran. Penyebabnya rata-rata karena arus pendek/korsleting listrik. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Bila terjadi kebakaran, masyarakat bisa menghubungi 112 atau ke (031) 353 3843 dan 353 3844, gratis” imbau Chandra Oratmangun. (anto)