Menteri Basuki dalam keterangannya diterima di Jakarta, Kamis malam, berpesan agar pengawasan pekerjaan konstruksi Bendungan Karian dapat lebih ditingkatkan agar memperoleh kualitas yang terbaik.
“Tolong betul pekerjaannya lebih detail, ini hanya soal finishing touch dari seluruh pekerjaan. Bisa contoh Bendungan Ciawi itu, yang mengerjakan sama, jadi memang semua tergantung pada supervisinya,” kata Basuki saat meninjau pembangunan Bendungan Multifungsi Karian yang berlokasi di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Basuki meminta selama tahap akhir pekerjaan, penyempurnaan konstruksi bendungan terus dilakukan, terutama riprap atau susunan batu-batu bulat, agar tidak rembes dan kekuatan struktur terjaga.
“Awasi betul pemasangan riprap secara detail lebih dekat, jangan dari jauh. Agar rapi gunakan waterpass,” ujarnya.
Basuki juga menginstruksikan untuk dilakukan perapian sisa-sisa material proyek dan penghijauan untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar.
“Sisa-sisa material bersihkan. Jaga kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan. Bukit-bukit ditanami rumput dan kacang-kacangan,” kata Menteri Basuki.
Terakhir, Menteri Basuki meminta setelah Bendungan Karian selesai nanti segera dibuatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan pengoperasian agar manfaat bendungan dapat optimal.
Bendungan Karian memiliki kapasitas tampung 314,7 juta meter kubik dan luas genangan maksimum sebesar 1.740 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi (DI) Ciujung dengan luas 22.000 hektare.
Selain irigasi, Bendungan Karian memiliki fungsi utama menyuplai air baku untuk kebutuhan rumah-tangga, dan industri 9 kota/kabupaten di Provinsi DKI Jakarta dan Banten sebesar 14,6 meter kubik per detik yakni Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon sebesar 1,5 meter kubik per detik, kemudian Rangkasbitung dan Maja Kabupaten Lebak sebesar 0,6 meter kubik per detik.
Kemudian Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor sebesar 0,2 meter kubik per detik, Kabupaten Tangerang sebesar 3,6 meter kubik per detik, Kota Tangerang sebesar 2,0 meter kubik per detik, Kota Tangerang Selatan sebesar 1,8 meter kubik per detik, dan Kota Jakarta Barat sebesar 4,2 meter kubik per detik.
Pembangunan Bendungan Karian dimulai sejak Oktober 2015 dengan anggaran Rp1,3 triliun dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana Daelim Industrial Co, LTD-PT. Wijaya Karya (Persero)-PT. Waskita Karya (Persero) Joint Operation.
Bendungan ini juga memiliki potensi sebagai tujuan wisata air di Kabupaten Lebak serta pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). ( wan/an)