Jakarta (MediaKoranNusantara.com) – Menteri Kordinator (Menko) Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan meluncurkan program Sejuta Nelayan Berdaulat di Telkom Hub, Jakarta, Senin (8/4/2019). Program ini diarahkan untuk memudahkan pekerjaan nelayan dengan memanfaatkan teknologi digital. Hal itu sejalan dengan upaya pemerintah menuju revolusi industri 4.0.
Luhut mengatakan, Indonesia memiliki potensi di sektor maritim US$ 1,3 triliun lebih per tahun. Sementara Indonesia baru memanfaatkan potensi sekitar 8%. Sisanya masih masih banyak yang bisa dimanfaatkan.
“Sektor perikanan merupakan salah satu kontribusi pertumbuhan ekonomi tertinggi. Anda lihat semua, perikanan itu luar biasa, tapi kita kurang menyentuh. Maka saya senang sekali 1 juta nelayan, program ini, ini harus kita bikin,” kata Luhut.
Masalah utama nelayan Indonesia adalah belum adanya dukungan teknologi untuk menemukan lokasi ikan secara akurat, real time dan murah. Disamping itu ikan hasil tangkapan nelayan cepat membusuk, dan harga jualnya murah di kalangan tengkulak.
Masalah lainnya tidak ada sinyal komunikasi di laut, tidak ada sarana komunikasi dengan keluarga di darat, transaksi penjualan yang masih konvensional, tidak adanya pertolongan saat terjadi kecelakaan melaut, terbatasnya unit patrol laut untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia, hingga akses permodalan nelayan belum cukup bankable.
Untuk itu, Luhut ingin program yang diluncurkan ini bisa menyelesaikan masalah-masalah bagi nelayan itu, terutama dengan pemanfaatan teknologi di sektor perikanan.
“Potensi perikanan yang besar namun masih banyak nelayan miskin itu tadi isu yang kita ingin selesaikan,” ujarnya.
Kementerian Koordinator Kemaritiman bermitra dengan penyedia platform digital nelayan binaan Telkom Indonesia. Mereka yang membantu mengembangkan produk dari program tersebut, yaitu FishOn. Fitur-fiturnya adalah tempat jual-beli ikan, mencari ikan, katalog produk perikanan, layanan pesan singkat dan lain sebagainya.(dtc/ziz)