Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur memperkuat sinergitas dengan Provinsi Jambi, melalui misi dagang yang berlangsung di Ratu Convension Center, Kamis (27/1/2022) di Kota Jambi.
Dalam sambutannya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap kegiatan ini dapat dimanfaatkan, sehingga dapat menciptakan sinergitas khususnya dalam hubungan kerjasama di sektor industri dan perdagangan, serta mewujudkan kedaulatan pasar dalam negeri dengan melestarikan, mencintai, bangga dan mau membeli serta memakai produk buatan negeri sendiri, sehingga dapat memicu peningkatan transaksi perdagangan.
Pelaksanaan Kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur merupakan upaya mempertemukan para pelaku usaha dari Jawa Timur dan provinsi mitra dalam menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi, dalam rangka memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang secara tidak langsung meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri.
Kegiatan forum bisnis ini menghasilkan nilai transaksi mencapai Rp 105,9 miliar. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim mengatakan, Drajat Irawan mengatakan, banyak bahan baku dari Jambi yang tidak bisa di dapatkan di Jawa Timur dan begitupun sebaliknya.
“Sesuai dengan tujuan acara ini digelar yakni untuk menemukan pelaku-pelaku usaha yang kemudian akan bertukar, dan saling memfasilitasi,” ujarnya.
Neraca atau surplus dagang Jambi-Jatim tahun lalu berkisar Rp 97,6 Miliar. Tahun ini Ia berharap surplus dagang dapat tumbuh setidaknya dua digit dari tahun lalu.
Sebagai informasi, tahun lalu surplus dagang Jambi – Jatim sebesar Rp 70,5 miliar sedangkan Jatim-Jambi sekitar Rp 23 miliar. Sementara, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Agus Sunaryo menambahkan, kegiatan ini dihadiri 100 pelaku usaha dari Jambi dan 95 pelaku usaha dari Jatim.
“Ada 195 pelaku usaha yang dihadirkan dari berbagai sektor usaha. Mulai dari sektor pertanian, peternakan, perkebunan, hingga produk industri,” ujarnya.
Menurutnya, forum bisnis ini mempertemukan pelaku usaha antar provinsi yang membutuhkan komoditi, fasilitas, hingga penyebarluasan produk unggul daerah.
Tidak hanya sekedar forum bisnis, acara ini juga disertai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman atau MoU guna memperkuat sistem aparatur kedua daerah.
Total ada sebanyak 8 Nota Kesepahaman seperti sektor perkebunan, pertanian, SDM, Perindag, dan lain-lain. (KN04)