Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – TNI memiliki tugas pokok yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala macam ancaman dan gangguan.Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. pada konferensi pers pencapaian empat tahun kinerja pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla tentang pencapaian yang telah dilaksanakan oleh TNI terkait tugas pokok maupun pengembangan dan modernisasi TNI dalam rangka melaksanakan tugas pokok periode 2014-2018, bertempat di Gedung III Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2018).
Panglima TNI mengatakan bahwa dalam penjabarannya TNI melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). OMP merupakan pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk menghadapi ancaman berupa kekuatan militer asing dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara. “Operasi militer yang telah dilaksanakan diantaranya Operasi Pertahanan Udara Nasional, Siaga Tempur Laut, Siaga Tempur Blok Ambalat dan PPRC TNI,” ungkapnya.
Dijelaskan oleh Panglima TNI bahwa pada kurun waktu satu tahun terakhir, TNI telah melaksanakan penindakan terhadap pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh 25 pesawat asing dan 4 kapal asing. “Selama empat tahun, 286 pesawat asing yang melakukan pelanggaran wilayah udara dan 26 kapal asing yang memasuki perairan Indonesia telah dideteksi dan dihalau,” ujarnya.
Disamping itu, TNI juga melaksanakan OMSP seperti operasi mengatasi aksi terorisme, mengamankan wilayah perbatasan, membantu pemerintahan di daerah, membantu kepolisian, membantu menanggulangi akibat bencana alam, mengamankan tamu negara setingkat kepala negara, juga melaksanakan tugas perdamaian dunia dibawah bendera PBB dan sebagainya.
“Dalam melaksanakan OMSP, TNI bersama Polri dan berbagai Kementerian dan Lembaga serta komponen bangsa juga terjun langsung melaksanakan penanggulangan bencana yang terjadi diberbagai daerah, seperti gempa bumi dan tsunami di Sulteng, gempa bumi di NTB dan membantu melakukan vaksinasi kepada 27.772 anak serta penanganan terhadap 1.247 pasien gizi buruk serta campak di Asmat, Papua,” terangnya.
Sementara itu, dalam rangka mendukung program Nawacita Pemerintah, TNI melakukan sinkronisasi gelar kekuatan dengan pembangunan nasional, seperti pembentukan Divisi Infanteri 3/Kostrad di Pakatto-Sulsel, Koarmada III dan Pasmar-3 di Sorong, serta Koopsau III di Biak.
Dalam rangka pencapaian Minimum Essential Force (MEF), Panglima TNI mengatakan bahwa secara bertahap tiap-tiap Angkatan sampai dengan September 2018 telah memperoleh alutsista modern yang sudah tentu memiliki efek tangkal dan efek gentar yang tinggi. “TNI AD menerima Helikopter Apache, TNI AU menerima Pesawat Tempur F-16, dan TNI AL mendapatkan Kapal Selam baru,” ucapnya.
“Tahun depan TNI akan terima berbagai alutsista canggih seperti Peluncur Roket Multi Laras (MLRS) Astros, Rudal Startreak, Kapal Selam, Kapal LPD, Pesawat Patroli, dan Pesawak Tanpa Awak,” tandas Panglima TNI. (KN01/Puspen-TNI)