Jember (KN) – Mahasiswa Jember unjuk rasa menuntut peninjauan ulang perijinan minimarket berjaringan. Unjuk rasa itu berakhir dengan bentrokan antara mahasiswa dengan polisi. Bentrok terjadi saat mahasiswa melakukan penyegelan di sebuah minimarket.Sebelumnya, mahasiswa melakukan unjuk rasa di DPRD Jember. Mahasiswa meminta DPRD jember untuk memfasilitasi pertemuan antara masyarakat yang dirugikan dengan pihak minimarket berjaringan dan pemerintah dalam hal ini Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan.
“Kami ingin mengetahui prosedur apa yang dipakai oleh pemerintah sehingga minimarket di Jember ini menjamur,” kata Sahru Romadloni, korlap unjukl rasa kepada wartawan, Kamis (03/01).
Dengan banyaknya minimarket, kata Sahru, banyak pula pemilik toko klontong yang gulung tikar. Seperti yang dialami Alamsyah, pemilik toko bintang Sembilan yang ada dikecamatan Arjasa. Sebelum berdirinya minimarket, sehari tokonya bisa mendapat keuntungan Rp 1,5 juta namun setelah berdiri minimarket, keuntungan merosot menjadi Rp 150 ribu.
“Karena tak ada pilihan lain, saya menutup toko dan untuk menghidupi keluarga, saya terpaksa mencari pekerjaan di Kalimantan,” kata Alamsyah saat menceritakan kondisinya dihadapan komisi B dan D DPRD Jember.
Meski kalah dalam voting dalam sidang paripurna DPRD Jember, dua komisi yang menemuinya akan terus berjuang demi masyarakat.
“kami yang ada di sini akan terus berjuang untuk masyarakat sehingga tidak ada lagi toko milik masyarakat kecil yang gulung tikar karena berdirinya minimarket berjaringan,” Tegas Ayub Djunaedi salah seorang anggota DPRD Jember.
Usai hearing, mahasiswa melanjutkan aksi dengan mendatangi minimarket yang ada dijalan Bangka, Kecamatan Sumbersari, Jember untuk melakukan penyegelan.
Minimarket di Jl Bangka itu dinilai mahasiswa telah menyalahi prosedur pendirian. Minimarket itu sebelumnya pernah ditolak warga sekitar namun yang terjadi minimarket berjaringan tersebut tetap beroperasi tanpa mengindahkan protes warga sekitarnya.
“Minimarket ini harus disegel, karena telah menyalahi prosedur pendirian,” teriak salah seorang mahasiswa sesaat sebelum terjadi bentrok dengan aparat kepolisian.
Aparat polisi sempat melarang penyegelan.
Tetapi karena mahasiswa tetap bersikeras, maka bentrokan tak bisa dihindarkan. Mahasiswa dorong-dorongan dengan polisi.
Bentrokan akhirnya reda setelah mahasiswa terdorong mundur. Mahasiswa lantas mengakhiri aksinya setelah melihat polisi tetap menjaga minimarket tersebut. (red)