Surabaya (mediakorannusantara.com) –
Paparan polusi udara yang tinggi di wilayah perkotaan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia, terutama kaum rentan. Menyikapi hal tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan air purifier berbasis bioteknologi mikroalga lewat sebuah startup yang bernama Aither.
Co-Founder Aither Isaura Qinthara Heriswan menjelaskan, Aither merupakan sebuah perusahaan startup yang berfokus untuk mengubah emisi karbon menjadi oksigen berkualitas tinggi. “Misi kami adalah meningkatkan kesehatan pernapasan dan mengurangi jejak karbon, terutama bagi kaum rentan seperti bayi dan ibu hamil,” ungkapnya.
Untuk mendukung misinya tersebut, startup ini mengembangkan produk air purifier dengan memanfaatkan bioteknologi mikroalga yang mampu mengolah udara menjadi oksigen berkualitas tinggi. “Mikroalga dapat menyerap karbon 80 kali lebih efektif daripada tumbuhan terrestrial, sehingga udara yang dihasilkan dapat lebih sehat,” papar mahasiswi yang akrab disapa Qintha ini.
Selain itu, gadis berkacamata ini pun mengatakan bahwa produk air purifier Aither memiliki keunggulan dari segi ukuran. Produk ini memiliki diameter 22 sentimeter dan tinggi 40 sentimeter, sehingga praktis dan mudah dibawa ke mana pun. Tidak hanya itu, produk ini juga didukung oleh daya listrik yang rendah yakni sebesar 25 watt. “Penggunaan produk ini tidak hanya menghemat tempat tapi juga penggunaan daya listrik,” ujar alumnus SMAN 11 Bandung itu.
Lebih lanjut, Qintha menyebutkan bahwa produk yang masih dalam tahap perancangan ini ditargetkan akan selesai pada pertengahan tahun ini. Sehingga diharapkan nantinya dapat segera diluncurkan pada Oktober 2024 mendatang. “Saat ini kita juga berusaha menjalin kerja sama dengan mitra yang lebih luas,” tuturnya.
Dalam mengembangkan produknya, menurut Qintha, Aither telah menggaet kerja sama dengan beberapa mitra seperti Nutrihub Surabaya, Inkubator ITS, Departemen Manajemen Bisnis ITS, dan Departemen Biologi ITS. Tidak hanya itu, Aither juga telah mendapat pendanaan sebesar Rp50 juta melalui Sevenprenur Business Blueprint Program.
Selain sebagai ladang berbisnis, Aither juga telah mendapat penghargaan dalam berbagai ajang kompetisi bergengsi. Di antaranya adalah Juara 1 Shell LiveWIRE Social Media Competition, Juara 2 Youth Economic Leadership Program (YELP) oleh Bank Indonesia dan sebagai delegasi Indonesia dalam ajang Global Startup Festival ComeUp 2023.
Mahasiswa asal Departemen Sistem Informasi ITS itu pun mengungkapkan bahwa perjalanannya dalam merintis startup Aither tidaklah mudah. Timnya menghadapi kendala dalam keterbatasan waktu dan sumber daya. “Kami harus menyesuaikan waktu dengan kesibukan masing-masing sebagai mahasiswa,” tutur Direktur Utama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Technopreneurship Development Center (TDC) ITS tersebut.
Terakhir, gadis asal Bandung ini juga berharap bahwa produk Aither berkembang lebih pesat baik dari segi tim, produk, maupun pasar. Dengan perluasan ini diharapkan Aither dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. (jack)