Mojoketo (MediaKoranNusantara.com) – Anggota DPRD Jatim dari daerah pemilihan X Mojokerto-Jombang Fraksi Partai NasDem Suwandi Firdaus, cukup keget adanya masyarakat peternak yang di “paksa” untuk melindungi ternaknya dari serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) harus mengeluarkan uang sebesar 100 hingga 150 ribu persapi, guna mendapatkan vaksin vitamin yang katanya untuk melindungi ternak menghindari tertular penyakit PMK.
Hal ini terungkap saat Swandi menggelar reses II DPRD Jatim di Desa Bangeran, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (29/05/22).
“Ini cukup mengagetkan. Info yang saya dapat saat ini belum ada vaksin yang disediakan oleh pemerintah untuk PMK. Insyaallah baru bulan depan kalau tidak bulan Juli vaksin untuk PMK sudah ada. Teman-teman Komisi B sudah minta agar di percepat” ujarnya setelah menggelar reses.
Menurut Swandi ini tidak bisa dibiarkan harus dicegah. Kasihan masyarakat kawasan sini yang merupakan salah satu daerah plosok Mojokerto yang kebanyakan masyarakatnya banyak memiliki ternak sapi.
Info yang didapatnya kata Swandi pemberian vitamin melalui suntik untuk ketahanan tubuh sapi hanya diberikan gratis kepada sapi yang terkena PMK maupun daerah atau wilayah disuatu daerah yang sudah ditetapkan sebagi daerah pandemi sambil menunggu vaksin PMK yang saat ini sedang di produksi oleh pemerintah.
“Sepengetahuan saya saat ini yang ada suntik kesehatan meningkatkan daya tahan tubuh sapi. Dan itu sifatnya tidak memaksa tergantung peternak sendiri,” ungkapnya.
“Ini sangat ironis. Masyarakat ditakut takuti sama oknum. Bahkan oknum mengatakan kalau mau sapinya sehat bebas PMK sini saya suntik harganya vitamin sapi 100 s/d 150 ribu. Ini khan ndak benar membuat masyarakat resah,” lanjutnya.
Kondisi ini kata Swandi tidak bisa dibiarkan. Sebab dirinya yakin hal ini tidak menutup kemungkinan juga terhadi diwilayah lain masyarakat peternak di Mojokerto.
Untuk itu pihaknya meminta Dinas Peternakan di PemproV Jatim lakukan sosialisasi terkait vaksin PMK serta menertibkan oknum oknum yang memanfaatkan kondisi ini.
“Saya akan minta Dinas Peternakan segera bertindak. Jangan dibiarkan hal ini terjadi di masyarakat. Kasihan masyarakat peternak. Apalagi Mojokerto masuk daerah pendemi. Kalau bisa vitamin untuk sapi peternak di Mojokerto untuk menjaga daya tahan sapi akibat PMK ini digratiskan,” pintanya.
Selain persoalan itu, pihaknya dalam reses ini juga akan memperjuangkan ke Pemprov Jatim agar juga bisa mengalokasikan anggaran untuk memberikan bantuan bibit ternak kepada para peternak yang ada.
“Ini menjadi persoalan juga karena dari penyampian masyarakat peternak. Mereka saat ini banyak alami kerugian akibat PMK ini. Ternak mereka dibeli murah dan mereka banyak yang idak bisa beli sapi lagi. Sehingga perlu turun tangan pemprop maupun pemkab dengan memberikan bibit ternak sapi untuk mereka,” jelasanya.
Sementara itu selain persoaalan tersebut, dalam reses yang dilakukan lanjut Swandi, masyarakat dikawasan desa Banaran Kecamatan Dawar Blaondong yang meruoakan daerah plosok Kabupaten Mojokerto juga meminta perhatian pemerintah khsususnya insentiv untuk guru guru didaerah sini yang belum mendapatkan. Selain itu juga persoalan UMKM didaeeah sini yang juga belum tersentuh bantuan.
“Belum lagi soal bibit pertanian. Masyarakat dikawasan sini juga tidak pernah sama sekali minta agar diberi bibit pertanian untuk mereka yang bertani. Ini menjadi amanah dan saya selaku wakil mereka akan memperjuangkan keinginan mereka di tingkat Provinsi Jatim,” pungkasnya. (KN01)