Jakarta, mediakorannusantara.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap 2023 bisa memberikan semangat baru dalam pemberantasan Korupsi di Indonesia.
“Karena dengan semangat baru 2023, mari berkarya untuk bangsa dan negara untuk mengabdi untuk negeri dengan membersihkan korupsi di NKRI,” kata Ketua KPK, Firli Bahuri, Senin (2/1/2023).
Lanjut Firli, KPK tidak berhenti untuk terus mengabdi untuk negeri agar Indonesia benar-benar bebas dari praktik korupsi. “KPK mengabdi tidak henti untuk negeri, salam antikorupsi. Semoga 2023 kita diberikan kesehatan, keselamatan dan kesuksesan,” paparnya.
Selama 2022, KPK berhasil menyelamatkan keuangan negara dan daerah mencapai Rp63,9 triliun, dengan jumlah aset 83.052 unit yang dilakukan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi.
“Beberapa contoh penyelamatan asset di antaranya pengembalian Hak Penggunaan Lahan (HPL) Gili Trawangan menjadi milik Pemprov NTB yang menghasilkan potensi penerimaan daerah. Seluas 65 hektare dengan nilai aset Rp2,3 triliun, Penyelesaian permasalahan aset Pasar Turi, Kota Surabaya senilai Rp1,56 triliun, Penyelesaian permasalahan sengketa Stadion Kamal Junaidi, Jepara, Jawa Tengah senilai Rp100 miliar, dan penyelesaian permasalahan piutang BPHTB Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau senilai Rp166 miliar,” ungkap Firli.
Firli menerangkan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi dan Supervisi dalam rangka penyelamatan keuangan negara dan keuangan daerah, adalah penyelamatan terhadap hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara, berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
“Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui Sertifikasi Aset, Penertiban Aset Bermasalah, Penertiban Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU), dan Optimalisasi Penerimaan Negara,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan, dalam rangka mendorong upaya pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TPK), KPK perlu terus meningkatkan sinergitas melalui tugas dan kewenangannya dengan Koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan pemberantasan TPK dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan publik dan Supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sambungnya, upaya pencegahan korupsi daerah diawali dengan identifikasi titik rawan korupsi daerah sebagai bahan kajian untuk mendorong sistem pencegahan korupsi daerah yang efektif.
“Selanjutnya upaya pencegahan korupsi daerah dituangkan dalam area, indikator, dan subindikator yang tertuang dalam Monitoring Center for Prevention (MCP), dapat diakses melalui laman JAGA.ID,” tuturnya. (wan/ara)