Jakarta, mediakorannusantara.com – Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) mencatatkan nilai pendanaan pengadaan lahan Proyek Strategis Nasional (PSN) dari Januari hingga 17 Juni 2022 sebesar Rp6,2 triliun.
Secara keseluruhan terhitung sejak 2016, pendanaan pengadaan lahan oleh LMAN telah mencapai Rp95,9 triliun.
Jalan tol masih menempati posisi teratas sebagai PSN dengan realisasi pendanaan pengadaan lahan tertinggi di semester I 2022 yaitu sejumlah Rp4,04 triliun. Kemudian disusul oleh bendungan sebesar Rp1,96 triliun, irigasi sebesar Rp38,8 miliar, jalur kereta api sebesar Rp140 miliar, pelabuhan sebesar Rp72 miliar, dan air baku sebesar Rp20,4 miliar.
Realisasi proyek jalan tol tertinggi adalah ruas Yogyakarta-Solo-New Yogyakarta International Airport Kulonprogo dengan angka Rp792,50 miliar, diikuti oleh Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sejumlah Rp741,73 miliar.
Sedangkan untuk proyek non jalan tol, Bendungan Margatiga di Provinsi Lampung merupakan proyek dengan realisasi pendanaan lahan tertinggi yang mencapai Rp608,99 miliar, disusul oleh Bendungan Bener Jawa Tengah sejumlah Rp436,95 miliar.
“Realisasi pendanaan pengadaan lahan dari APBN terus kita dorong untuk dukung percepatan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional. LMAN memastikan seluruh prosesnya dilaksanakan sesuai tata kelola sehingga bukan hanya cepat, melainkan tepat,” kata Direktur Utama LMAN, Basuki Purwadi, dalam acara media briefing pada Jumat (24/6/2022).
Pendanaan pengadaan lahan telah mampu mendorong penyelesaian konstruksi pembangunan infrastruktur prioritas. Pada tahun 2022, terdapat sejumlah PSN yang berhasil diresmikan dan dioperasikan, di antaranya Jalan Tol Manado-Bitung, Bendungan Randugunting di Jawa Tengah, dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika yang digunakan untuk penyelenggaraan MotoGP 2022 silam.
Secara umum, percepatan pembangunan infrastruktur oleh seluruh komponen ekosistem di dalamnya diharapkan dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional dan global. Pendanaan lahan sekaligus merupakan refleksi penggunaan APBN untuk menggulirkan berbagai manfaat bagi masyarakat, di antaranya adalah meningkatkan daya beli, mempercepat ketersediaan lahan sebagai kebutuhan dasar pembangunan infrastruktur.
“Yang kemudian diharapkan memberikan manfaat berganda untuk penyerapan tenaga kerja, peningkatan konektivitas antarwilayah, mendukung ekspor dan penyediaan sumber air baku, serta mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Basuki.(wan/in)