Jakarta, mediakorannusantara.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar, mengingatkan generasi muda akan bahaya kecanduan game online yang makin marak terjadi selama pandemi COVID-19.
Kecanduan game online menurutnya akan memberikan dampak negatif terhadap ekonomi, kesehatan, hubungan sosial dan lainnya, termasuk pengaruh kekerasan dan paham radikal terorisme.
“Karakter violence (kekerasan) ada yang masuk lewat game. Ada tindakan kekerasan yang dilakukan anak muda referensinya dari permainan game,” kata Kepala BNPT dalam keterangannya peluncuran Buku “Kecanduan Game Online” pada Rabu (16/2/2022).
Buku tersebut, merupakan buah karya Kepala BNPT bersama Deddy Mulyana (Guru Besar Komunikasi Universitas Padjajaran atau UNPAD) dan Devie Rahmawati (Pengajar dan Peneliti Tetap Universitas Indonesia atau UI).
Menurut Boy, pihaknya perlu berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengingatkan bahaya tersebut, karena mayoritas anak muda ternyata menggemari game online.
Boy berharap, generasi muda Indonesia dilindungi dengan pendidikan karakter yang kuat dan para desainer game online, bisa membuat game yang mengajarkan perdamaian dan mengindari kekerasan.
“Para desainer itu, bisa menjadi mitra BNPT untuk mewujudkan Indonesia Harmoni dalam membuat game yang mengajarkan karakter-karakter kebaikan yang kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Deddy Mulyana berpendapat, game online semakin berkembang pesat seiring perkembangan teknologi komunikasi dan digital di seluruh dunia.
Ancaman game online dinilai harus menjadi perhatian serius semua pihak karena jumlah anak muda di Indonesia semakin banyak.
“Game telah mempengaruhi cara kita berkomunikasi, cara kita mengumpulkan pengalaman, mengkonsumsi media, serta cara kita berpartisipasi dalam aksi sosial,” katanya.(wan/inf)