Ia mengatakan kegiatan Webinar Hilirisasi Minerba bertemakan “Industrialisasi Mineral Menuju Indonesia Emas” diikuti 354 orang secara luring maupun daring ini, membahas lima topik diantaranya kebijakan sektor minerba dalam mendukung industri nasional dan kesiapan bahan baku mineral logam untuk mendukung industri baterai nasional.
Selain itu tentang peluang dan tantangan industri pertambangan, penyiapan SDM unggul dalam mengembangkan industri pertambangan nasional, dan kesiapan industri pertambangan mendukung industri nasional.
“Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan yang nantinya secara bersama-sama dapat dilakukan setelah webinar ini,” ujar Ridwan Djamaluddin yang juga Penjabat Gubernur Babel.
Ia mengatakan ada empat hal yang ingin disampaikan, pertama industri pertambangan bukan lagi hanya urusan anak geologi pertambangan. Kedua, kebijakan pemerintah khususnya, yang disampaikan presiden. Bagaimana satu aspek dapat dilihat dari nilai tambahnya, juga melihat sisi lain investasinya.
Ketiga, bahwa aspek teknologi dibutuhkan dalam hal ini, terutama para pakar profesi dari Indonesia, sehingga menurunkan ketergantungan terhadap teknologi yang diimpor dari luar.
Keempat adalah tahap operasional, seperti Freeport misalnya yang panjang prosesnya. Dari pembangunan smelter, lokasi membangunnya, penetrasi pasarnya, itu pengalaman penting.
“Inilah yang menjadi alasan webinar ini diadakan di Bangka Belitung, karena melihat industri timah di Babel yang sebagian besar masyarakat dan struktur sosial ekonominya, bergantung pada tambang timah tersebut, sehingga jika tidak dipersiapkan dengan baik, apabila ada goncangan pada industri ini maka akan berdampak tidak baik untuk Bangka Belitung,” katanya. ( wan/an)