“Perlu percepatan penyerapan anggaran untuk mempercepat penurunan stunting,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.1/11
Agus menambahkan, Kemenko PMK telah melakukan pendampingan ke beberapa provinsi terpilih untuk melihat tindak lanjut program dan penyerapan anggaran.
“Kami juga memberikan masukan, misalkan mengenai perlunya memanfaatkan anggaran untuk pembelian alat ukur antropometri,” katanya.
Antropometri, kata dia, dapat digunakan sebagai alat ukur untuk menentukan status gizi manusia sehingga dapat menunjang program percepatan penurunan stunting.
Agus juga mengingatkan bahwa terdapat lima pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Pertama, peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah. Kedua, peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif di kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah.
Pilar keempat adalah peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka percepatan penurunan stunting. Sementara itu, pilar yang kelima adalah tentang penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan juga inovasi.
“Terkait hal tersebut optimalisasi penyerapan anggaran untuk mempercepat penurunan stunting akan mendukung implementasi lima pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting,” katanya.
Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan prevalensi kekerdilan atau stunting harus turun sebesar tiga persen per tahun hingga menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Prevalensi stunting saat ini sebesar 24,4 persen sementara Presiden menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024. Untuk mengejar target tersebut maka prevalensi stunting harus turun tiga persen per tahun,” kata Muhadjir. (wan/ann)