Zulkifli menyampaikan, para diaspora tersebut
diharapkan bisa mempromosikan Indonesia, baik produk, kuliner, seni, maupun pariwisata.
“Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan terbuka memfasilitasi karya dan usaha tersebut dengan bantuan seluruh perwakilan perdagangan. Di Australia, dapat difasilitasi Atase Perdagangan Canberra dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney,” ujar Zulkifli melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.4/7
Indonesia dan Australia memiliki hubungan ekonomi yang sangat penting. Pada 2022, nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai 13,3 miliar dolar AS. Nilai tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Pelaku usaha dapat memanfaatkan sepenuhnya perjanjian perdagangan yang sudah ada seperti Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA), ASEAN-Australia- New Zealand Free Trade Agreement (FTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
“Pelaku usaha dan komunitas bisnis kedua negara dapat bersama menggali potensi yang belum tergarap dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Zulkifli.
Pertemuan dilakukan di Restoran Garam Merica yang terletak di tengah kota Sydney. Restoran tersebut milik diaspora Indonesia yang bekerja sama dengan importir makanan dan minuman Indonesia asal Australia. Semua produk yang dipakai dan dijual di restoran tersebut berasal dari Indonesia.
Wakil Kepala ITPC Sydney Annisa Puspasari mengatakan, promosi produk Indonesia melalui program Indonesian Spice Up the World dapat dilakukan salah satunya melalui pembukaan restoran-restoran Indonesia di Australia.
“Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Sydney selalu mendorong dan mendukung apabila diaspora Indonesia membuka restoran Indonesia, salah satunya dengan memakai bahan baku bumbu dari Indonesia,” ujar Annisa (ar/wan)