Jakarta (KN) – Cara pandang dalam menyikapi penulisan-penulisan sejarah harus dilakukan secara objektif dan perlu mendapat penggalian yang lebih dalam lagi. Demikian dikatakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., saat membuka secara resmi Rapat Koordinasi Teknis Sejarah (Rakornis Sejarah) TNI TA. 2017 yang diikuti oleh 78 peserta, di Ruang Balairung Pahlawan Museum Satriamandala, Jl. Gatot Subroto No. 14, Jakarta Selatan, Selasa (21/2/2017).Kasum TNI menuturkan bahwa, penyelenggaran Rakornis Sejarah TNI tahun ini merupakan momen yang penting untuk melaksanakan kegiatan atau mensinergikan kegiatan dari masing-masing angkatan, dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan. “Tentunya ini menjadi tanggung jawab satuan dimana pemahaman atau persamaan pendapat tentang sejarah harus disikapi dan merupakan kegiatan yang sangat terpadu serta ini sangat penting,” ungkapnya.
Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan mengatakan bahwa, kegiatan Rakornis Sejarah TNI tahun 2017 yang mengangkat tema “Membangun sinergitas sejarah TNI guna mewujudkan TNI yang kuat hebat profesional dan dicintai rakyat” perlu dipahami dan terus dikuatkan.
“Saya nilai ini merupakan tema yang tepat dan sejalan dengan tugas pokok serta arah kebijakan Panglima TNI dalam rangka menggali lagi pengertian-pengertian dan pandangan di dalam menangkal persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat maupun di lingkungan TNI saat ini maupun masa mendatang,” ujar Kasum TNI.
Kasum TNI mengatakan bahwa, sejarah merupakan suatu kegiatan atau rangkaian peristiwa masa lalu yang sebenarnya harus mampu direkam secara tepat dan baik sehingga dapat digunakan sebagai dokumen terpercaya dan absah. “Jadinya sah adanya, tentang sesungguhnya yang pernah terjadi di masa lampau sekaligus digunakan sebagai kajian bagi generasi berikutnya,” katanya.
Lebih lanjut Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan menyampaikan bahwa, penulisan atau penyajian sejarah yang objektif mengalami kesulitan, karena didalamnya sangat dipengaruhi oleh individu di dalam penulisan, baik si Penulis itu sendiri maupun referensi-referensi yang digunakan. “Karena sejarah TNI merupakan bagian penting pendukung dan mewujudkan keberhasilan tugas pokok TNI saat ini dan yang akan datang,” tuturnya.]
Terkait dengan sinergitas insan sejarah, Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan mengharapkan melalui Rakornis Sejarah TNI kali ini selanjutnya dapat secara intens dilakukan kegiatan secara sinergi aprobility antar Angkatan dan tingkat pusat di Mabes TNI sehingga terukur dan terpadu.
“Titik pesannya supaya bisa dibuahkan hasil atau kesimpulan dari rembuk bersama, melalui Rakornis ini ke depannya perlu ada perubahan, melalui sejarah buat menjadi suatu icon positif, hasil pemikiran teman-teman nanti merupakan langkah terbaik dalam upaya mengatasi kendala-kendala yang ada dimasa kini dan masa yang akan datang,” imbuh Kasum TNI.
Sebelum mengakhiri sambutannya Kasum TNI menyampaikan penekanan sebagai berikut: tingkatkan terus pembinaan kesejarahan dijajaran masing-masing Angkatan dan Mabes TNI; ciptakan dan jalin kerja sama dengan sejarawan; tingkatkan kemampuan teknis para sejarawan, petugas sejarawan dijajaran TNI, sehingga dengan penyelenggaraan Rakornis ini dapat memberikan sumbangan bagi organisasi dan meningkatkan tugas organisasi di satuan masing-masing khususnya di lingkungan sejarah. (red)