Sampang (KN) – Gubernur Jawa Timur Soekarwo memaparkan tiga prioritas utama untuk pembangunan Madura. Ketiga prioritas pembangunan ini, yakni peningkatan produktivitas jagung hibrida, pembangunan geomembran untuk garam, serta penambahan SMK mini di Ponpes-Ponpes yang ada di Madura.Hal tersebut disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat Haul Akbar Thoriqoh An-Naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyah & Haul Murobbi Ruhina Sayyidina Abd. Wahid Khudzaifah di Ponpes Darul Ulum II Gersempal, Omben, Kab. Sampang, Kamis (11/5/2017) malam.
Untuk merealisasikan program-program ini, jelas Pakde Karwo, dirinya telah menjalin kerjasama dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk mengembangkan jagung hibrid Madura melalui proses research and development. Pengembangan jagung hibrid dilakukan sebagai upaya meningkatkan produktivitas jagung Madura yang masih tergolong rendah. “Jagung hibrid hasil riset UTM tersebut mampu menghasilkan 8 – 10 ton per hektar, lebih banyak dari jagung lokal Madura, yang hanya menghasilkan 3,5 – 4 ton per hektar,” ujarnya.
Ditambahkan, untuk itu ia telah meminta para bupati di Madura agar menyiapkan masing-masing di daerahnya empat bidang tanah seluas 2.500 hektar guna ditanami bibit jagung hasil riset UTM ini. “Pemprov siap mengganti bibitnya jika terjadi kegagalan panen. Yang terpenting pengembangan komoditi ini bisa jalan, mendapat dukungan dari bupati, dan mensejahterakan masyarakat Madura” ujarnya.
Prioritas kedua, lanjut Pakde Karwo, membangun geomembran-geomembran untuk produksi garam sehingga garam tidak bercamput tanah. Pembangunan tersebut sangat penting karena Madura merupakan daerah produsen garam. Dengan upaya ini maka kualitas garam di Madura akan meningkat dan ditampung industri. Selama ini, sebagian garam industri diperoleh dari impor. Lokasi pengembangan antara dua kecamatan, yakni Kecamatan Sreseh dan Kecamatan Pengarengan.
Sementara itu, prioritas ketiga yakni menambah SMK mini di ponpes-ponpes yang ada di Madura. Tujuannya untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) lulusan ponpes yang memiliki keterampilan. “Selain itu juga agar makin banyak anak-anak yang tertarik masuk ke ponpes. Saat ini sudah ada 270 SMK mini di Jatim” tuturnya.
Menurut Pakde Karwo, ketiga prioritas pembangunan tersebut bisa berjalan sukses jika didukung oleh ulama dan umaro’. Pasalnya, lima puluh peren permasalahan pembangunan di Madura ditentukan oleh kerukunan antara keduanya. “Mohon ulama dan umaro’ mendukung kami untuk memajukan Madura” pungkasnya.
Pemprov Jatim Terus Perkuat Pendidikan Agama
Pada kesempatan sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf mengatakan, Pemprov Jatim terus berkomitmen dan bekerja nyata untuk memperkuat pendidikan agama. Diantaranya untuk pembangunan Madrasah Diniyah (Madin).
Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim ini mengatakan, dalam tujuh tahun terakhir Pemprov telah memberikan Rp. 490 Milyar untuk Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Madin. “Jatim satu-satunya di Indonesia yang memberikan anggaran untuk BOSDA Madin. Ini karena kami percaya dan optimis lulusan Madin itu selain pintar dan cerdas, juga akhlak dan ilmu agamanya kuat. Itulah modal utama menjadi pemenang” katanya.
Tak hanya itu, upaya lainnya untuk memperkuat pendidikan agama saat ini sedang disusun oleh Pemprov. Diantaranya, program beasiswa bidik misi setingkat SMP-SMA bagi anak-anak yang kurang mampu. Prinsip program tersebut sama seperti bidik misi bagi mahasiswa perguruan tinggi.
“Untuk bidik misi SMP-SMA, kami akan bekerjasama dengan ponpes melalui biaya dari pemerintah agar anak-anak yang pintar bisa meneruskan ke jenjang SMP-SMA” ujarnya. (hms)