Surabaya (KN) – Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan, meski saat ini era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah diberlakukan, tetapi tetap tidak membuat dokter asing mudah buka praktik atau bekerja di Indonesia. Mereka harus mengetahui jenis penyakit yang ada di Jatim atau Indonesia secara umum. “Tidak bisa dokter asing masuk begitu saja ke Jatim, mereka harus bisa menangani persoalan kesehatan yang terjadi di masyarakat Jatim,” tuturnya.Gubernur Soekarwo, usai pembukaan Rapat Kerja Nasional Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Seminar Nasional Scietific and Technology Update in Dentistry di Surabaya Jumat (15/4/2016) mengatakan, hingga saat ini jumlah dokter gigi di Jatim sebanyak 4.100 dokter yang sebagian besar tersebar di tiga kota besar Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Malang.
“Jika dibagi Jumlah penduduk maka 1 dokter harus melayani hampir 1.000 orang. Ini problem bukan hanya di Jatim saja tetapi di seluruh Indonesia,” kata Soekarwo.
Karena itu, untuk mengatur pernyebaran dokter di 8.505 kelurahan dan desa di Jatim, pemerintah provinsi telah mengeluarkan Peraturan Daerah.(Perda) tenaga kesehatan yang disusun oleh pemerintah dan pelaku layanan kesehatan.
“Perda ini tidak membuat pemerintah jadi otoriter atau mamaksa tetapi bersifat mengatur harapannya penyebaran dokter spesialis termasuk gigi bisa merata, dan masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan maksimal,” tuturnya.
Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia PDGI, Farichah Hanum mengatakan telah terjadi pergeseran tren pola penyakit yang perlu menjadi perhatian. Jika pada tahun 1990, penyakit infeksi atau menular yang mendominasi, maka setelah 2000 an telah bergeser pada penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, kanker dan diabetes.
Penyakit gigi dan mulut, lanjutnya, menjadi penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan penyakit dengan peringkat keempat penyakit termahal dalam perawatannya. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita adalah penyakit jaringan penyangga gigi (radang gusi) dan karies (gigi berlubang) serta halitosis (bau mulut) yang semuanya berkaitan erat dengan perilaku membersihkan gigi dan mulut keseharian. (wan)