Surabaya (KN) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur akan terus melakukan pembenahan dan evaluasi terkait penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2017. Salah satunya yaitu soal tambahan nilai 12,5 untuk siswa yang mendaftar didalam zona.
Gubernur Jatim, Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (12/7/2017) mengatakan, untuk evaluasi dan pembenahan yaitu penambahan nilai tambahan tersebut tahun depan tidak akan dipakai.“Jadi gini saya sudah ngikuti (soal PPDB, Red). Pertama kemarin sudah saya luruskan yang tadinya pakai pola plus 12,5, kami kembali ke teritori lama (persyaratan lama, Red). Karena kurang luas sosialisasi. Tetapi batasan luar daerah 5 persen tetap,” ujar gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo.
Tetapnya pembatasan kuota untuk satu zona, lanjutnya, kalau tidak sekolah dengan fasilitas baik bakal diserbu. Hal ini sejajar dengan semangat pemprov dalam menghilangkan sekolah pinggiran dan favorit. Seperti sekolah favorit di Surabaya yaitu SMA 9 dan 15, masih ada sebagian kuota kosong. Ini berarti sudah sedikit penumpukan pada satu sekolah saja.
“Penambahan PPDB, pagu belum memenuhi. Masih ada yang kosong. Kan memang jumlah penduduk mulai berkurang. Laju pertumbuhan penduduk hanya 0,6 persen di Jatim. Kelas saja tidak hanya sampai 40 siswa,” ujarnya.
Pemprov sendiri masih terus akan melakukan perbaikan sistem PPDB agar lebih baik. Pakde Karwo mengakui, terus melakukan diskusi dengan para ahli pendidikan. Hingga saat ini hasil diskusi adalah, sekolah yang ada diurutan bawah tidak bisa langsung dinaikkan setara dengan favorit. “Itu tidak fair. Misalkan SMA X yang favorit, kebutuhan siswanya 10. Tapi masih berada diangka 8. Namun dia milihnya dipilihan kedua dan lulus. Karena melihat masih kosong. Kemudian pingin pindah ke sekolah X. Tapi kemudian tidak ada kepastian,” paparnya. (yo)