Mojokerto,mediakorannusantara – Gerakan Adopsi Sungai Brantas terus dikampanyekan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bersama Dirut Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan. Program yang termasuk dalam Nawa Bakti Satya itu, kini kembali disosialisasikan di wilayah DAS Brantas, tepatnya di Kab Mojokerto, Minggu (3/11).
Dalam kegiatan yang diinisiasi Dinas Lingkungan Hidup Jatim bersama Perum Jasa Tirta (PJT) I itu digelar di sekitar Rolak Songo Mojokerto. Dalam kegiatan sosial itu, gubernur perempuan pertama di Jatim itu mengajak masyarakat tingkatkan inovasi dalam hal pengelolaan limbah domestik atau rumah tangga yang didominasi jenis popok bayi.
Mengawali kegiatan, Khofifah menyusuri Kali Brantas, tepatnya mengarah di aliran Kali Porong dengan menggunakan perahu. Tak hanya menyusuri sungai, namun ia juga membantu mengambil sampah di sungai untuk mengurangi beban pencemaran.
Mantan Menteri Sosial itu juga menebar puluhan ribu bibit ikan di sungai dan juga melakukan penenaman pohon. “Tadi juga menanam pohon trembesi. Jangan hanya menanam tapi ke depan juga harus dirawat dan dijaga. Makan buah apapun, bijinya jangan dibuang. Dikeringkan lalu ditanam, saat musim hujan agar bisa tumbuh,” tuturnya.
Mengenai inovasi terkait sampah popok, ia juga mendukung upaya yang dilakukan aktivis lingkungan asal Mojokerto, Satrio Wiweko. “Ada paradigma yang sangat keren sekali, yakni dari PR (pekerjaan rumah) menjadi RP (uang rupiah). Dari demonstrasi menjadi demokreasi. Paradigma dalam mengubah sampah menjadi kerja kreatif yang mampu menghasilkan rupiah,” kata Khofifah.
Ia juga mengapresiasi upaya pengolaha sampah popok menjadi kompos. Namun, ia meminta hasil inovasi itu diteliti ulang agar dapat dikembangkan secara aman dan dapat dijadikan bahan hidroponik jadi kebutuhan masyarakat kota.
“Kami ada namanya belanova atau belanja inovasi. Jika inovasi semacam ini dengan kreativitas pengolahan sampah maka dapat dikembangkan lebih besar lagi. Hal ini juga dapat didukung secara partenership dari PJT I, BBWS Brantas, Pemkab atau Pemkot, relawan aktivis, dan siswa. Dengan awarenes yang dibangun bersama, maka akan makin kuat resonasinya (dampaknya),” tuturnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tak membuang sampah di sungai. “PR kita madih banyaknya popok dibuang ke sungai. Kita sudah siapkan drop box khusus popok. Dulu sudah sekrang akan ditambah. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kontainer yang isinya popok ini bisa jadi RP (uang),” ujarnya.
Khofifah juga mengajak dunia usaha dan industri melakukan kewajiban dalam menjaga lingkungan dengan membantu melakukan langkah preventif dan ekonomis. Dalam kegiatan di Mojokerto itu, Khofifah juga menyempatkan berdiskusi dengan para aktivis lingkungan dan mengunjungi stan pameran daur ulang sampah di halam kantor PJT I Mojokerto. (jnr/wan)