KORAN NUSANTARA
ekbis Headline Jatim

Gandeng ITS, Bogasari Uji Komersial Mesin Pengering Mie untuk UKM

Surabaya,mediakorannusantara.com  – PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari bekerja sama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) membuat mesin oven dan steamer sebagai upaya menjaga stabilitas produksi UKM mie kering dan kerupuk.

Wakil Kepala Divisi Bogasari Erwin Sudharma dalam siaran pers di Surabaya, Sabtu, 28/11 mengatakan targetnya mesin oven dan steamer ini dapat menggantikan energi panas matahari yang dipakai UKM mie kering dan kerupuk dalam proses pengeringan.

Selain itu, mesin in bisa menjamin kelancaran produksi di musim hujan, cara kerjanya juga dirancang dengan konsep hemat energi. Karena saat produk dikukus atau direbus, udara panas yang dihasilkan dari burner mesin steamer dialirkan juga ke oven untuk proses pengeringan.

“Apalagi di musim hujan tentu sulit mendapatkan sinar matahari. Karena itulah, kami menargetkan mesin ini pastinya akan sangat membantu kesulitan UKM dalam hal pengeringan yang merupakan tahapan utama dalam produksi mie kering dan kerupuk. Dan sudah menjadi komitmen Bogasari untuk terus membantu mencarikan solusi guna peningkatan usaha UKM,” kata Erwin, menjelaskan.

Sementara itu, pembuatan oven dan stemer ini merupakan ide Bogasari yang mayoritas pelanggannya adalah UKM. L

Namun, dalam pembuatannya, Bogasari bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang memiliki program vokasi, yakni Departemen Teknik Mesin Industri Fakultas Vokasi ITS, Surabaya. Jadi, ini merupakan wujud kolaborasi dunia usaha dunia industri (DuDi), yakni Bogasari, UKM, dengan institusi pendidikan.

Lebih jauh, ia menjelaskan latar belakang ide pembuatan mesin oven dan steamer ini karena masih banyak UKM yang memproduksi mie kering dan kerupuk mengandalkan panas matahari. Akibatnya di musim hujan produksi pastinya terganggu dan penjualan juga menurun.

Ia berharap, penggunaan mesin oven dan steamer ini akan sangat bermanfaat buat UKM, karana selain tidak tergantung matahari, hemat energi, juga bisa meningkatkan kapasitas jam produksi.

Sebagai contoh, untuk pengeringan mie kerupuk dengan matahari butuh waktu 2 hari dari pagi sampai sore. Sedangkan dengan mesin oven hanya butuh 3-5 jam. Pun halnya untuk pengeringan mie dengan matahari paling cepat 5-7 jam, sedangkan dengan mesin hanya 1,5 jam.

“Dan yang pasti untuk pengeringan dengan mesin oven ini hanya membutuhkan lahan kecil. Tidak harus seluas lahan pengeringan yang masih memakai panas matahari,” katanya.

Jumlah sumber daya manusia juga bisa sedikit dihemat. Dan saat produksi harus ditingkatkan tinggal menambah jam lembur. Tidak perlu menunggu mataheri terbit besok. Belum lagi kalau musim hujan malah tidak bisa produksi,” urai Ivo.

Setelah uji komersial selama 3 bulan, Bogasari akan melakukan evaluasi bersama UKM dan Departemen Teknik Mesin Industri-Fakultas Vokasi ITS Surabaya, termasuk rencana produksi ke depannya.

“Yang pasti, Bogasari berharap, produksi massal mesin ini ke depannya tidak hanya dilakukan oleh Departemen Teknik Mesin Industri-Fakultas Vokasi ITS tapi juga kesempatan untuk para UKM yang bergerak di produksi peralatan. Jadi, kembali kepada konsep dasar yakni kolaborasi dunia usaha dunia industri dengan dunia pendidikan dan UKM,” katanya.(wan/an)

Related posts

Ketua Wantim DPD Partai Demokrat Jatim Ajak Kader Partai Hormati AD/ART

kornus

Pakde Karwo : Pengrajin Harus Benahi Manajemen Produksi

kornus

Revitalisasi Kawasan Kota Lama Wisata Religi Ampel, Wali Kota Eri Tata Pedagang hingga Dirikan Museum di Langgar Gipo

kornus