Dalam acara Perayaan Hari Ibu dan Peluncuran Program Srikandi BUMN Berkarya dan Bertalenta di Jakarta, Kamis, 22/12 Erick menyebut transformasi juga dilakukan untuk memperbaiki kinerja sejumlah BUMN yang diakuinya masih kurang sehat.
“Memang, masih ada BUMN yang kurang sehat. Itulah kenapa saya sampaikan, jangan sampai transformasi BUMN selesai, tahun depan atau 2024 karena Pemilu,” katanya.
Erick mengatakan banyak paradigma bahwa BUMN korup dan memiliki banyak utang. Namun, melalui transformasi yang dilakukan, ia membuktikan bahwa laba konsolidasi BUMN dari Rp124,7 triliun pada 2021 kini mampu mencapai Rp155 triliun per September 2022.
Begitu pula kontribusi BUMN terhadap negara tercatat mencapai Rp1.198 triliun, lebih tinggi dari kumulatif tiga tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun.
Oleh karena itu, Erick mengatakan akan terus melakukan terobosan salah satunya dengan mendorong blueprint atau cetak biru konsolidasi BUMN 2024-2034
Dalam cetak biru tersebut, ia ingin mengkonsolidasikan BUMN yang tadinya berjumlah 108 menjadi hanya 30 BUMN.
“Kita dorong lagi, apa terobosan yang kita lakukan, kita mau punya blueprint 2024-2034 di mana konsolidasi BUMN dari 108 menjadi 41, menjadi 30, supaya kita punya BUMN yang besar-besar dan sehat,” katanya.
Menurut Erick, jika dulu peperangan menggunakan senjata dan kapal, kini peperangan dunia dilakukan di sektor ekonomi.
“BUMN sudah seyogyanya terdepan menjadi ketahanan ekonomi nasional kita, sehingga BUMN mesti besar, mesti sehat sehingga bisa membangun ekosistem yang kuat sebagai pertahanan mengintervensi kesenjangan, mendorong ekonomi kerakyatan dan sebagai benteng ekonomi Indonesia,” katanya.(wan/ar)